Sambut Hari Raya Nyepi, 19 Ogoh-Ogoh Diarak di Senduro

Kamis 23-03-2023,12:26 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin

Warga mengusung ogoh-ogoh menyambut Perayaan Hari Raya Nyepi di Senduro Lumajang. Lumajang, memorandum.co.id - Pawai ogoh-ogoh dalam rangka rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu di Kecamatan Senduro ramai pengunjung. Sedikitnya ada 19 patung ogoh-ogoh yang diarak dari Pura Mandara Giri Semeru Agung. Pawai ogoh-ogoh dilaksanakan menjelang perayaan Hari Raya Nyepi, tepatnya dilaksanakan pada Selasa (21/3/2023) malam. Penasehat Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Lumajang Edy Sumianto menjelaskan, bahwa ogoh-ogoh merupakan patung yang menjadi simbol dari sifat buruk atau sifat negatif dari manusia dan alam semesta. Lanjut dia, patung-patung tersebut diarak dulu sebelum nantinya dibakar sebagai simbol pemusnahan sifat-sifat negatif yang ada di alam semesta. “Iya ini simbol sifat negatif manusia. Harapannya ini setelah dibakar, manusia menjadi dari nol lagi, tidak ada lagi sifat yang negatif, memulai kehidupan lagi yang baru dengan positif dan kebaikan,” jelas dia. Selain itu, dijelaskan Edy, bahwa pawai Ogoh-ogoh memang menjadi ritual wajib tahunan sebelum menyambut Hari Raya Nyepi. Setelah sifat-sifat negatif hilang, umat hindu melaksanakan Nyepi atau tapa brata sebagai bentuk penyucian diri. “Kalau ogoh-ogoh ini menjadi rangkaian Hari Raya Nyepi, memang dilaksanakan pada sebelum perayaan Nyepi, tepatnya sebelum melaksanakan tapa brata,” terangnya. Sementara itu, Romo Dukun Harjo dari Desa Kandangan, Kecamatan Senduro mengharapkan, dengan dilaksanakannya ritual tersebut masyarakat, khususnya di Kabupaten Lumajang bisa lebih damai dan lebih menjaga kerukunan serta kedamaian umat. “Harapannya ini kita semua bisa lebih damai sejahtera kedepannya kita lebih bersatu lagi, kedamaian kita jaga bersama sama,” pungkasnya. (gus)

Tags :
Kategori :

Terkait