Cahaya Langit yang Sinari LGBT di Dini Hari (8-habis)

Jumat 17-03-2023,10:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Andy mengaku tidak mengira Koko juga mau salat Tahajud. Dia malah mengajak salat berjemaah ketimbang salat sendiri-sendiri. Koko tertegun dengan ajakan Andy. Koko tidak sempat menjawab ya atau tidak, tapi Andy sudah sangat yakin bahwa Koko bangun karena hendak salat Tahajud. Padahal, jangankan salat Tahajud, salat lima waktu saja Koko jarang melakukannya dengan penuh. Selalu bolong-bolong. Koko merasa tidak enak kalau mengecewakan Andy. Karena itu, meski tidak ada niat sebelumnya, akhirnya dia menyusulnya ke musala. Tentu saja setelah mandi dan menyucikan diri. “Monggo diimami, Mas Koko,” kata Andy mempersilakan Koko di depan. Koko kaget mendengar dia memanggilku mas. Selama ini dia belum pernah memanggil begitu. Dia selalu menyapa orang lain dengan sebutan bro. Koko menolak dan mendorongnya maju. Andy tersenyum. Dia lantas memegang pundak Koko dan meminta aku berdiri sejajar di sisi kanannya. “Kalau makmum hanya satu, begini posisinya,” katanya. Tegas. Mereka pun Tahajud berjemaah. Meski suaranya lirih, Koko bisa mendengar jelas tajwid dan makraj bacaan ayat-ayat yang dilantunkan Andy. Setelah lunas 11 rakaat, Koko memberanikan diri berkata, “Suaramu bagus. Surat apa tadi?” “Pada rakaat pertama tadi aku memenggal dua ayat dari surat al-A’raaf. Ayat ke-80 dan 81. Mau tau artinya?” tanya Andy dengan suara datar. Dia mengubah arah duduk. Menghadap Koko. Hati Koko deg-deg plas. Koko mengangguk. Andy kemudian menjelaskan bahwa surat itu berisi peringatan Allah kepada kaum Nabi Luth. “Lebih jelasnya ini. Baca,” kata Andy sambil menyodorkan HP-nya yang sudah terbuka. Terjemakan kedua ayat tadi. Isinya begini: Mengapa kalian mengerjakan  perbuatan yang sangat hina itu, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian. Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kalian ini adalah kaum yang melampaui batas. Aku tersentak. Aku tahu Andy tidak sengaja melukai hatiku. Tapi andai saja dia memang sengaja mengingatkan aku melalui ayat ini, aku rela. Sebab, cara yang dia pilih sangat halus. “Kamu sudah lama tahu kondisiku?” tanya Koko tiba-tiba. Koko seperti tidak sadar mengucapkan itu. Dia tahu pertanyaan ini sangat bodoh. Karena melihat gerak-gerik Koko, semua orang pasti tahu bahwa dia bukan seperti kebanyakan. Koko tidak normal. “Itu bukan salahmu,” katanya, “Dan, aku tahu kamu berada di persimpangan jalan. Kalau mau, aku ingin membantumu. Bukan aku sendiri. Aku punya komunitas LGBT yang ingin kembali ke jalan yang lurus,” tegas Andy. (jos, habis)  

Tags :
Kategori :

Terkait