Surabaya, memorandum.co.id - Memasuki usia ke-43, PDAM Surya Sembada mendapat kado komplain dari pelanggan. Sejumlah pelanggan di Surabaya Utara mengeluh atas membengkaknya tagihan.Padahal mereka mengaku penggunaan air normal.
Kejadian ini dialami Sujatmiko, warga Bulak Rukem Timur Gang I-N, Kelurahan/Kecamatan Bulak. Dia kaget setengah mati mengetahui tagihan PDAM naik beberapa kali lipat dari tagihan biasanya. Padahal, pemakaian sehari-hari normal seperti biasa. Selain itu, rumahnya di dalam gang dan tidak ada usaha yang berkaitan dengan air.
“Bulan-bulan sebelumnya saya hanya membayar Rp 39 ribu hingga Rp 45 ribu. Kenaikan ini baru terasa pada Oktober dengan muncul tagihan Rp 95.150 plus denda Rp 14.200. Selanjutnya, November ada tagihan sebesar Rp 320.650,”ungkap Sujatmiko, Minggu (24/11).
Dia sempat berpikir mungkin ada kenaikan tarif PDAM. Tetapi ketika dicek ke tetangga sebelah rumah, ternyata tidak ada. Dia pun mulai berasumsi bisa jadi karena dirinya telat membayar sehingga ada denda. Namun, dia yakin tidak mungkin denda terlambat sebulan bisa sampai segitu banyak.
Untuk itu, Sujatmiko pun melaporkan persoalan tersebut ke Kantor PDAM Surya Sembada, Jalan Prof Moestofo. Dari penjelasan bagian customer servise dinyatakan itu bisa terjadi karena terjadi kebocoran pada pipa rumah setelah meter air. Selain itu, bisa juga air yang keluar menuju tandon bawah itu meluber karena tidak ada penutup otomatis.
“Ketika dicek di PDAM, ternyata ada lonjakan pemakaian air dari 26 meter kubik menjadi 46 meter kubik. Lalu semakin melonjak hingga 135 meter kubik. Dan tagihan itu sudah saya bayar lunas kemarin,”kata dia.
Karena rasa penasaran, Sujatmiko mengecek lagi meteran di rumahnya. Ternyata terjadi lonjakan hingga Jumat (22/11) sudah mencapai 121 meter kubik. Kalau diuangkan sekitar Rp 280 ribu."Rencananya petugas PDAM akan mengecek ke rumah untuk melihat kondisi yang ada,”kata dia.
Dia menambahkan, apa yang menimpa dirinya juga terjadi pada salah seorang tetangganya. “Tetangga saya bernama Akmad ini sampai terkena hampir Rp 2 juta karena tagihan PDAM membengkak. Akhirnya, ia memilih mengangsur ke PDAM,” ungkap dia.
Humas PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Adi Nugroho ketika dikonfirmasi terjadinya pembengkakan tagihan PDAM ini menuturkan, ada beberapa kemungkinan. Yaitu ada pipa air di dalam rumah yang bocor sehingga meteran jalan terus, meski kran itu sudah ditutup. “Kemungkinan lainnya jika punya tandon di bawah, otomatis-nya rusak hingga air terus mengalir ke tandon hingga meluber-luber,” ungkap diua.
Untuk itu, dia mengatakan, bagi pelanggan yang mengalami kondisi tersebut tetap diminta membayar sesuai dengan nilai tagihan. Namun jika itu terjadi karena salah catat, maka PDAM akan mengembalikan kelebihan tagihan tersebut.
Sementara Direktur Utama PDAM Surya Sembada Mujiaman pada perayaan HUT ke-43 di Kantor PDAM, Minggu (24/11), menegaskan, PDAM akan semakin terbuka pada komplain yang disampaikan oleh masyarakat. Sebab, komplain adalah pintu masuk menuju perubahan.
"Tak ada masyarakat yang kita tinggalkan. Humas kami sudah kita upgrade untuk ramah, saya pantau, sistem digital. Kita follow up. Melalui media sosial, dulu kita enggak berani tampil karena takut dikomplain. Tapi ternyata itu adalah membuat harapan baru bagi masyarakat. Kalau kita tampil dikomplain, gak apa-apa. Itu pintu masuk menuju perubahan. Mereka putus asa, mereka komplain," ujar Mujiaman.
Dia mengatakan, masyarakat bebas memberi masukan dan kritik mengenai kekurangan PDAM Surabaya. Dia berjanji akan segera menindaklanjuti kendala yang ada."Siapa saja, di grup apa saja, boleh menyampaikan kekurangan PDAM. Itu vitamin, itu arah kita membenahi diri. Saya sadarkan teman-teman, kalau dikomplain, kita harus cari masalahnya, sampai selesai. Karena itu kebutuhan utama mereka," jelas dia.
Memasuki usia ke 43, Mujiaman mengatakan, PDAM sudah melayani hampir 100 persen kebutuhan air masyarakat Surabaya. Kapasitas produksi juga naik menjadi 20 persen, atau sudah mencapai 12 ribu liter per detik. (udi/dhi)