Hampir setiap hari terjadi hal-hal menakutkan di rumah Tomi. Mulai dari terdengar suara-suara misterius hingga perpindahan barang. Bahkan kelebatan bayangan. Tomi pernah mendengar sendiri suara bayi menangis dari kamar belakang, yang oleh pemilik lama difungsikan sebagai kamar pembantu. Oleh Tomi, kamar itu dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan barang-barang lama yang kadang-kadang masih dibutuhkan. Semigudang. Dia juga pernah mendengar suara seperti orang mandi dari kamar mandi, tapi setelah ditengok tidak ada aktivitas di dalamnya. Hanya terlihat genangan air di lantai dan air di bak yang berkecipak seperti habis diciduk. “Yang paling lucu tapi agak menakutkan adalah suara seperti orang begituan. Ini terdengar dari kamar tamu yang ditempati anak-anak. Pertama saya kaget. Suara apa ini? Tidak mungkin anak-anak begituan, wong mereka masih kecil. Sak iprit. Saya sempat curiga mereka nyetel film atau video porno. Saya intip. Ternyata mereka terlihat sedang tidur nyenyak,” kata Tomi, disusul tawa getir. “Apakah istri dan anak-anak pernah mendengar atau melihat hal-hal yang aneh?” tanya Memorandum. “Pernah. Mereka sangat ketakutan. Inilah yang jadi awal pertengkaran dengan istri yang berbuntut saya digugat cerai,” aku Tomi sambil tersenyum masam. Istri Tomi mengaku sudah tidak kuat. Apalagi sejak dia menjadi sasaran utama para hantu tersebut. Kata Tomi, istrinya bercerita bahwa suatu malam tiba-tiba dipaksa suaminya berhubungan badan. Tentu saja istrinya melayani. Tidak tahunya, di tengah-tengah hubungan, sang istri mendengar suara suaminya uluk salam dari luar rumah sepulang kerja. “Istri saya mengaku tiba-tiba saja lelaki yang bersamanya di ranjang, yang semula diyakini sebagai saya, tiba-tiba tidak ada di sampingnya,” kisah Tomi. Mendengar cerita itu, Memorandum jadi ingin membuktikannya sendiri. Karena itu, Memorandum minta izin Tomi barang semalam saja jagongan di rumah dia. Kalau boleh, menginap. Tomi mengizinkan. Pada Kamis malam Jumat pertama bulan ini, Memorandum meluncur ke rumah Tomi sepulang kerja sekitar pukul 19.30. Tomi sudah menunggu di teras rumah. Dia duduk di tikar pandan ditemani sepiring pohong dan ketela godok yang masih mengebul asapnya. Pasti baru diangkat dari atas kompor. Memorandum langsung duduk bersila setelah kami bersalaman. Tidak lama kemudian muncul anak perempuan dengan termos dan tiga cangkir di atas nampan. “Ini anak sulung kami. Istri saya pulang ke rumah orang tuanya setelah ngotot minta cerai,” kata Tomi. (jos, bersambung)
Membeli Rumah Amat Murah tapi Angker Dekat Waduk (4)
Rabu 02-11-2022,10:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Selasa 14-01-2025,19:04 WIB
KAI Daop 8 Surabaya Terapkan Grafik Perjalanan Kereta Api 2025 mulai 1 Februari 2025
Selasa 14-01-2025,13:56 WIB
Duel Tim Terluka Tersaji di GBT Jumat Sore: Persebaya Menjamu Malut United
Selasa 14-01-2025,13:15 WIB
Kalah dari Manchester United di Piala FA, Istri Kai Havertz Diancam via Medsos
Selasa 14-01-2025,18:11 WIB
Gangguan Sistem AHU Kemenkumham Hambat Proses Legalitas Bisnis, Harus Ada Perbaikan Secepatnya
Selasa 14-01-2025,13:35 WIB
Pep Guardiola Akui Salah karena Tidak Merombak Skuad di Musim Panas
Terkini
Rabu 15-01-2025,11:20 WIB
Polresta Banyuwangi Kawal Sidang Tipiring Hasil Operasi Miras Ilegal
Rabu 15-01-2025,10:57 WIB
Polisi Sebut Meninggalnya Kuli Bangunan di Kutoanyar Bukan Korban Kejahatan
Rabu 15-01-2025,10:31 WIB
Harga LPG Melon Naik, Pemkab Tulungagung Jamin Ketersediaan Barang
Rabu 15-01-2025,10:28 WIB
Tuntaskan Pendaftaran Tanah Rumah Ibadah, Menteri Nusron Rakor Bersama Organisasi Lintas Agama
Rabu 15-01-2025,10:25 WIB