Rini merasa risih dan sakit hati urusan keluarganya dicampuri orang lain. Dia menjelaskan suaminya memang agak lama mengantarkan Rina. Ban motornya gembos. Fatimah tertawa. “Bu Rini dibohongi. Suami Ibu makan bersama Rina di Pangsud. Maaf. Bukan maksud saya memanas-manasi Ibu, saya melihat mereka sangat mesra. Maaf. Sekali lagi maaf, suami Ibu disuapi Rina,” kata Fatimah berbisik sambil menoleh ke kanan dan kiri. Seperti takut didengar orang lain. Cerita Fatimah, tidak bisa dipungkiri, sangat mengusik hati Rini. Setelah tidak kuat menahan panas di dada, dia mengonfirmasikan kebenaran ceritanya ke Jamal. Apa tanggapan Jamal? Lelaki berkumis tipis tersebut tampak kaget. Namun, tidak lama kemudian tertawa. Lebar tapi hambar, “Kami memang sempat mampir makan. Tapi tidak lama. Apalagi sampai suap-suapan dengan muridmu itu. Siapa namanya?” “Rina,” spontan Rini berucap. “Ya. Rina.” Pengakuan Jamal, sulit mencari tukang tambal ban pada waktu malam. Terpaksa motor dituntun cukup jauh. Makanya Jamal lelah dan merasa lapar. Dia mengajak Rina makan. Setelah itu, cusss... langsung cabut pulang. Rini setengah percaya, setengah tidak. Kalau cuma sekadar makan, pasti tidak terlalu lama sebagaimana dia rasakan malam itu. Walau begitu, Rini tidak hendak meneruskan pertanyaannya ke Jamal. Untuk sementara dia telan mentah-mentah jawaban tadi. Di sekolah, Rini serba salah tingkah. Dia merasa tatapan semua penghuninya seolah mengejek. Seolah semua sudah tahu kasus suaminya dengan Rina, yang belum dia yakini kebenarannya itu. Rini tidak berani bertanya kepada Fatimah, karena dia yakin Fatimalah yang menyebarkan cerita suaminya dengan Rina. Kalau bukan dia, siapa lagi? Rini selalu menghindar bila bertemu Fatimah. Untuk meyakinkan, Rini justru secara khusus memanggil Rina. Tidak di sekolah, tapi janji ketemuan di sebuah sentra kuliner pinggiran kota. “Benarkah kamu malam itu diajak makan Bapak (Jamal, red)?” tanya Rini. Rina tampak gelagapan. “Makan? Tidak Bu. Saya memang diajak makan Bapak. Tapi saya tolak, sudah terlalu malam soalnya.” Deg! Hati Rini berdetak. Jawaban Rina kok tidak sesuai dengan pengakuan suami? Rini yakin pasti ada apa-apa. Walau demikian, Rini tidak mengejar Rina dengan pertanyaan-pertanyaan lebih jauh yang mungkin menyudutkan. Cuma, pengakuan berbeda antara Rina dan Jamal ini dia catat dengan tinta tebal. Dan merah. (jos, bersambung)
Derita Guru Bergelar Master Bersama 2 Anaknya (3)
Kamis 18-08-2022,10:00 WIB
Editor : Agus Supriyadi
Kategori :