Wali Kota Sutiaji : Peran Semua Pihak Krusial dalam Kelola Sampah, Hexahelix Harus Jalan

Rabu 10-08-2022,08:23 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Padang, Memorandum.co.id -  Persoalan persampahan perkotaan di tengah arus urbanisasi menjadi isu strategis dalam Seminar Nasional Lingkungan Hidup pada Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Rakernas APEKSI) XV di Kota Padang, Sumatera Barat, Selasa (9/8/2022). Seminar ini bertema ‘Peran Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Sampah Perkotaan yang Berkelanjutan’, dengan pembicara Direktur Pengurangan Sampah Kementerian LHK, Sinta Saptarino Sumiarno dan Public Affairs and Communication Director Coca Cola Indonesia Trijono Prijosoesilo. Hadir menyampaikan pandangan, General Manager Indonesia Packaging Recovery Organization Zul Martini Indrawati, dan Direktur Eksekutif Center for Southeast Asian Studies (CSEAS) Arisman. Ketua Dewan Pengurus APEKSI yang juga Wali Kota Bogor Dr H Bima Arya Sugiarto menyampaikan pengelolaan sampah di perkotaan memerlukan fondasi kultur, struktur dan infrastruktur. “Sampah menjadi PR yang besar sekali. Kita merasakan betul masalah ini kompleks. Ada tiga hal yang penting, yakni konseptualnya, lalu kolaborasi dan terakhir menjaga konsistensi,” kata Bima. Sementara itu, Wali Kota Malang Drs H Sutiaji yang didapuk sebagai salah satu pembicara seminar mengungkapkan pengelolaan sampah harus dilihat sebagai sebuah rangkaian dari hulu hingga hilir. “Inisiatif-inisiatif ekonomi sirkular yang mengubah sampah menjadi berkah di Kota Malang sudah banyak dilakukan dan jadi percontohan nasional. Bank Sampah adalah salah satunya. Demikian halnya produk kriya, fesyen, seni dan karya kreatif lainnya dari bahan daur luang bisa punya valuasi tinggi,” urai Sutiaji. Sejauh ini langkah pengurangan sampah di Kota Malang telah mencapai angka 24,12 persen dari total potensi timbulan sampah 687 ton perhari. Ini didukung berbagai fasilitas sepertI TPS 3R, Rumah Pilah Kompos Daur Ulang (PKD), Pusat Daur Ulang (PDU), hingga TPST/ITF yang telah dibangun demi mereduksi sampah yang masuk ke TPA. Dikatakan, TPA Supiturang pun telah dimodernisasi dan menerapkan sanitary landfill. Pengelolaan sampah yang dilakukan di Kota Malang ini dilandasi kesadaran hidup bersih dan minim sampah. “Benang merahnya, peran semua pihak krusial. Tidak mungkin pemerintah sendirian. Hexahelix harus jalan. Maka kami siap menggandeng semua yang ingin berkolaborasi menguatkan ekosistem pengelolaan sampah berkelanjutan di Kota Malang,” terang Wali Kota Malang. (ari/gus)

Tags :
Kategori :

Terkait