Surat Kabar Harian (SKH) Memorandum sudah 50 tahun menjadi bacaan rakyat Jawa Timur. Sebagai media mainstream, Memorandum bisa menjadi tolok ukur untuk melihat kondisi kamtibmas di sebuah wilayah. Hal ini dikatakan Ir H AA La Nyalla M Mataliti, Ketua Kadin Jawa Timur. Menurut La Nyalla M Mataliti yang juga Ketua DPD RI ini, Memorandum banyak menyediakan sajian berita yang jelas-jelas jauh dari informasi hoax. Bahkan, memasuki usia ke-50 harus tetap konsisten untuk mempertahankan sebagai koran yang memberitakan kriminalitas dan kamtibmas. "Saya pikir perlu untuk tetap konsisten mempertahankan diri sebagai koran yang concern terhadap berita-berita kriminalitas dan kamtibmas. Sebab akan menjadi tolok ukur untuk menilai kondisi kamtibmas di sebuah kota atau wilayah," terang La Nyalla. Mengenai isi berita, menurut dia, Memorandum sudah terpenuhi. Karena proses penulisan berita sudah melalui tahapan, mulai dari reportase hingga editing oleh redaktur, dan terakhir pasti diperiksa redpel atau pemred. Hingga memasuki proses cetak sebuah koran harian yang disajikan ke masyarakat.[penci_related_posts dis_pview="no" dis_pdate="no" title="baca juga" background="" border="" thumbright="no" number="4" style="list" align="right" withids="" displayby="tag" orderby="rand"] Dia menyampaikan, tagline ulang tahun emas semakin terpercaya, karena sudah menyajikan berita secara berimbang. “Soal berita berimbang, itu memang tuntutan agar pembaca mendapat informasi yang lengkap," tandas dia. Terkait sinergitas SKH Memorandum dengan institusi (KADIN), menurut La Nyalla peran media massa sudah sangat baik. "Saya pikir baik, Memorandum juga memberitakan aktivitas KADIN. Dan ada reporter Memorandum yang juga datang ke acara atau kegiatan di KADIN," ujar dia. Disampaikan La Nyalla, semua konten halaman yang disajikan sudah sangat pas. Bagi dia, sudah pas sebagai yellow newspaper. Media yang khusus mengulas berita kamtibmas. Sehingga dalam bisnis ini, segmented dan targeted. Memasuki usia emas, La Nyalla tidak juga memuji. Namun orang nomor satu di DPD RI ini juga memberikan saran dan kritik membangun. Dirinya berharap, Memorandum konsisten dengan sajian berita yang khas. Meski dirinya tetap mendorong manajemen Memorandum melakukan inovasi, melalui sajian versi digital. "Konsisten saja sebagai koran yang khas dengan berita yang khas dan cara penyajian yang khas. Dan lakukan inovasi melalui sajian versi digital," tegas dia. (day/pi/gus)
Media Mainstream, Memorandum Jadi Tolak Ukur
Minggu 10-11-2019,10:04 WIB
Editor : Agus Supriyadi
Kategori :