Derita Panjang Pasangan Suami-Istri di Atas Ranjang (4-habis)

Senin 01-08-2022,10:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Ketika sudah siap, mereka menemui dr Yuni di tempat praktiknya di sebuah klinik dan segera menjalani pemeriksaan secara menyeluruh. Sangat teliti. Hampir semua uji klinis dilakukan. Tidak ada yng tertinggal. Pengujian fisik pun dilakukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Setelah itu, dokter mencari tahu apa akar permasalahan dari vaginismus yang dialami Linda. Kata Hayong, sebagaimana dijelaskan dr Yuni, vaginismus dapat disebabkan oleh penyebab fisik berupa infeksi di area genitalia seperti luka. Vaginismus juga bisa dipicu faktor psikologis. Bagi yang baru menikah satu atau dua minggu tidak bisa penetrasi, itu mungkin si pengantin masih takut atau belum jago. Tapi, kalau sudah berbulan-bulan hingga bertahun-tahun tidak bisa, ini merupakan sesuatu yang tidak wajar. Pada kasus Linda, Yuni menilai faktor psikologis yang tidak bisa dijelaskan berkontribusi memicu lubang vagina yang terus menutup. "Bukan kemauan dia, tapi ada beban psikologis di sana," ujar Yuni. Hayong dan Linda kemudian menjalani terapi. Dalam terapi, Yuni memberikan pemahaman atau edukasi mengenai vaginismus. Melewati konsultasi selama kurang lebih dua bulan, pasangan ini ternyata belum berhasil melakukan penetrasi dan terbebas dari jerat vaginismus. Linda nyaris putus asa kembali. Untung dr Yuni berhasil memompa semangat perempuan bermata bundar ini. Kata Hayong, memang hanya sekitar 10 persen orang yang mengalami vaginismus bisa disembuhkan hanya dalam tahap edukasi atau pemberian pemahaman. Masih ada peluang. Masih besar. Berhasilkah Linda pada tahap ini? Belum. Dia dan suaminya harus menjalani beberapa tahapan tes dan terapi lanjutan. Melelahkan, memang. Tapi, langkah demi langkah perjuangan harus tetap dilakukan demi mewujudkan keinginan. "Kami dievaluasi perlahan-lahan untuk mengubah pola pikir, diperbaiki dengan hipnoterapi dan edukasi," kata Hayong, yang mengaku sangat bersyukur masih diberi semangat kuat. Ternyata belum berhasil. Dokter lantas melakukan terapi lanjutan dengan mengajarkan berhubungan intim yang rileks, nyaman, dan saling percaya. Pengobatan juga dilakukan dengan multidisiplin bersama psikiater atau psikolog. Selanjutnya dokter juga menggunakan alat bantu berupa dilator. “Dilator adalah sebuah alat medis yang berfungsi untuk merelaksasi otot vagina. Kata dr Yuni, 98 persen berhasil sembuh dengan menggunakan bantuan alat ini,” kata Hayong. Diakui Win, dr Yuni adalah teman SMA-nya dan sudah sangat sering dimintai tolong pasangan yang menemui kasus seperti Hayong-Linda. “Rencana Hayong mencaraikan Linda atas desakan orang tuanya akhirnya batal dilakukan. Kan Linda akhirnya hamil?” kata Win. (jos, habis)  

Tags :
Kategori :

Terkait