Cinta sendiri kaget setelah sadar telah mengucapkan kebersediaan mengandung anak Toni dan Nia. Kalimat itu seperti meloncat begitu saja. Nasi sudah menjadi bubur. Jadi, harus ditelan walau terasa seret di tenggorokan. Untuk mengesankan bahwa bayi yang bakal dikandung Cinta benar-benar anak Toni dan Nia, direncanakan selama mengandung hingga melahirkan, Cinta ditempatkan di vila mereka di Batu. Rencana pun dijalankan. Dibantu teman SMA-nya yang menjadi dokter, proses pembuahan sel telur Nia dan sperma Toni dilakukan seperti proses awal bayi tabung. Hanya, setelah pembuahan sudah terjadi dan sampai pada tahap bisa dipindahkan, calon janin tadi ditanamkan di rahim Cinta. Bukan rahim Nia. Sejak itu Cinta diungsikan ke Batu. Sejak itu pula Nia berpura-pura hamil dengan memasang bantal di perut. Yang selalu ditambah setiap bulan agar lebih besar sesuai usia kehamilan Cinta. Gadis ini terpaksa cuti kuliah. Setahun. Demi separuh kekayaan Toni dan Nia. Seiring usia kehamilan yang semakin besar, Cinta merasakan sesuatu yang aneh. Yang selama ini tidak pernah dirasakan: rindu selalu dekat dengan Toni. Dan yang lebih aneh, Cinta ingin dipeluk dan dielus perutnya oleh Toni. Pada masa-masa awal masih bisa menahan. Tapi menginjak bulan keempat, keinginan Cinta berdekatan dengan Toni sudah tidak tertahan. Terpaksa Cinta menelepon lelaki tersebut. Awalnya Toni kaget. Mereka berbincang berbisik walau hanya via telepon, khawatir terdengar Nia. Entahlah. Mungkin karena semakin sering berkomunikasi via telepon, Cinta merasa semakin dekat dengan Toni. Cinta bahkan berani mengundang Toni ke Batu dengan catatan: tanpa Nia. Sesuatu yang tampaknya mustahil dilakukan. Tapi, itulah yang terjadi. Celakanya (atau justru untungnya?), Toni mengiyakan. Suatu hari Toni muncul di vila tanpa Nia. Sangat gagah dan handsome. Pakaian ketat yang dikenakan menonjolkan otot-ototnya yang kekar. Tidak kalah dari artis laga. Cinta menyambutnya dengan senyum. Bahkan cipika-cipiki. Toni hanya diam. Bahkan, Cinta merasakan Toni menikmati kecupan yang didaratkan Cinta di kedua pipinya. Ketika Cinta meraih tangan kanan Toni dan meletakkan di perut, perlahan namun pasti dia merasakan lelaki tersebut mengelus-elus dengan penuh kasih perut itu. Jujur, Cinta merasa melayang di antara awan yang mengelilingi puncak Welirang. Dia pun menyandarkan kepala di dada Toni. Dan diterima dengan lapang dan ikhlas. (jos, bersambung)
Kisah Cinta yang Yatim Piatu sejak Balita (2)
Rabu 20-07-2022,10:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Kamis 12-12-2024,17:21 WIB
Timnas Indonesia Vs Laos di Piala AFF 2024, Catatan Apik Skuad Garuda
Kamis 12-12-2024,13:04 WIB
Viral! Pria Cubiti Paha Bocah Berkali-kali di Surabaya
Kamis 12-12-2024,18:38 WIB
Pulang Dukung Persebaya, Bonek Meregang Nyawa
Rabu 11-12-2024,21:48 WIB
Tinjau Banjir di Jombang, Anggota Komisi VI DPR RI Salurkan Bantuan untuk Warga
Rabu 11-12-2024,22:05 WIB
4.000 Hektare Lebih Hutan di Kabupaten Blitar Terancam Jatuh ke Tangan Investor
Terkini
Kamis 12-12-2024,20:00 WIB
Telan Triliunan, Mantan Ketum KONI Jatim Sebut PON Hanya Gengsi Bukan Prestasi
Kamis 12-12-2024,19:50 WIB
Kejar Keuntungan Rp 500 Ribu, Supeltas Jajakan Narkotika
Kamis 12-12-2024,19:38 WIB
Jadi Biang Kerok Kemacetan, Satpol PP Gresik Tertibkan PKL di Trotoar Jalanan Kota
Kamis 12-12-2024,19:31 WIB
Persiapkan Nataru, Jalan Tol Probowangi Segmen Gending-Kraksaan segera Dibuka Gratis
Kamis 12-12-2024,19:19 WIB