SUMENEP - Sekira 50 ribu guru dari seluruh kabupaten di Jawa Timur memadati Stadion A Yani, Sumenep, guna menyemarakkan peringatan Hari Guru Nasional (HGN), HUT ke-73 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), dan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-53, Sabtu (17/11). Even akbar tersebut dihadiri Gubernur Jawa Timur Soekarwo beserta Sekdaprov Jatim, Ketua DPRD Jawa Timur, Ketua Umum PGRI Unifah Rasyidin, Forpimda Sumenep beserta OPD. Bupati Sumenep A Busyro Karim berterima kasih kepada gubernur, yang mempercayakan kepada Sumenep sebagai tuan rumah even tersebut. Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada guru-guru dari seluruh penjuru Jawa Timur yang hadir. "Kita dipersatukan di sini untuk satu tujuan mulia. Yaitu memajukan pendidikan bangsa khususnya di Jawa Timur, kita semua seperjuangan guna menjadikan bangsa beradab, unggul dan maju. Kunci kemajuan peradaban adalah pendidikan dan kunci kemajuan pendidikan adalah para guru," ujar Busyro. Meskipun secara geogafis, menurut Busyro, Sumenep ada di paling pojok Jawa Timur, tetapi akan selalu menjadi yang terdepan dalam memajukan bangsa, termasuk di bidang pendidikan. Hal itu bisa dilihat dari jumlah lembaga pendidikan mulai TK 475, SD 645 lembaga dan SMP 167. Sementara guru dan tenaga kependidikan mencapai 10.389 orang dengan jumlah siswa mencapai 98.630 siswa. Selain itu, sejak tahun 2010, Kabupaten Sumenep menurunkan 79.620 buta aksara, sehingga tahun 2016 Kabupaten Sumenep berhasil meraih penghargaan Anugerah Aksara dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Angka harapan sekolah juga meningkat dari 12,39 tahun menjadi 12,74 tahun pada 2017. Rata-rata lama sekolah juga meningkat dari 4,77 tahun menjadi 5,22 tahun. Tanpa mau membeda-bedakan profesi guru, menurut Busyro secara geogragis guru di Sumenep paling berat tantangannya. Bayangkan mereka harus menempuh perjalanan laut hingga 24 jam untuk mencapai sekolah. “Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Sumenep setiap tahun mengalokasikan anggaran untuk meningkatkan kesejahteraan guru non ASN," urai Busyro. Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, guru merupakan pendidik yang kedua setelah orang tua. Sehingga harus dihormati dan dijalankan semua hal positif yang diajarkan. "Kepentingan besar kita, antara orang tua dan guru yang mendidik harus sambung. Guru harus mempunyai kemampuan pengetahuan teknologi dan modal sosial kebudayaan dalam rangka menyaring dan memfilter nilai-nilai cyber yang merusak. Modal sosial itu berupa sopan santun, spritual, etika dan kebudayaan," terang Soekarwo. (adv/aan/tyo)
Sumenep Terdepan Memajukan Bangsa
Senin 19-11-2018,02:50 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Selasa 30-12-2025,16:23 WIB
Jatanras Polda Jatim Terjunkan Tim Khusus Selidiki Pembunuhan Sekeluarga di Situbondo
Selasa 30-12-2025,09:00 WIB
Aku Istrimu, Bukan Bonekamu: Diam yang Terlalu Lama (1)
Selasa 30-12-2025,12:54 WIB
Sikat Premanisme, Eri Cahyadi Ancam Bubarkan Ormas
Selasa 30-12-2025,12:26 WIB
Tutup Tahun 2025, PT MNJ Diganjar Penghargaan Lingkungan oleh Pemprov Jatim
Selasa 30-12-2025,10:46 WIB
Wali Kota Eri Bentuk Satgas Anti Premanisme, Apresiasi Polisi Terkait Kasus Nenek Elina
Terkini
Rabu 31-12-2025,07:07 WIB
Alam Berduka, Bandung Membara
Rabu 31-12-2025,06:47 WIB
Tongkat Komando Kodim 0809/Kediri Resmi Berganti
Rabu 31-12-2025,06:00 WIB
Kapolda Jatim Jamin Keamanan Perayaan Malam Tahun Baru di Malang Raya
Selasa 30-12-2025,22:37 WIB
Wali Kota Pasuruan Serahkan Bantuan Pemberdayaan untuk Dorong Penerima Manfaat Naik Kelas
Selasa 30-12-2025,21:05 WIB