Tua-Tua Keladi, Sudah Lansia kok Pingin Rabi (1)

Jumat 10-06-2022,10:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Ogah Diajak Tinggal di Surabaya yang Gerah

Warga Waru, sebut saja Sulkan, benar-benar masuk kriteria tua-tua keladi. Duda 65 tahun yang baru tiga bulan ditinggal mati istrinya ini sudah bingung cari pengganti. Bik Ningsih (45), asisten rumah tangga anak sulungnya, Bandi (samaran), menjadi sasaran. “Bapak minta dinikahkan dengan Bik Ningsih,” kata Bandi kepada Memorandum saat mengantar teman mengurus perceraian di Pengadilan Agama (PA) Surabaya, beberapa waktu lalu. “Itu bukan permintaan biasa. Permintaan itu disertai paksaan,” imbuh Bandi. Menurut bapak dua anak ini, Sulkan tinggal bersama keluarganya sejak sang ibu meninggal. Bandi tak tega membiarkan ayahnya tinggal hanya bersama pembantu di Blitar. Meski, pembantu ayahnya itu terdiri atas suami-istri yang sudah dianggap seperti anak sendiri. Awalnya Sulkan menolak ketika diajak Bandi tinggal di Surabaya. Berbagai alasan dikemukakan. Yang cuaca Surabaya panaslah. Yang hidup dikepung polusilah. Yang orangnya individualislah. Dll. Dsb. Dst. Terpaksa Bandi membujuk ayahnya agar mencoba barang seminggu-dua minggu  tinggal bersama cucu-cucunya. “Sepertinya Ayah benar-benar tidak kerasan. Full seminggu pertama, Ayah hanya mengurung diri di kamar. Beliau sama sekali tidak mau beraktivitas di luar kamar,” kata Bandi. Sulkan yang selama di Blitar aktif berolahraga pagi dan merawat kebun, sekarang vakum. Padahal, rumah Bandi memiliki fasilitas olahraga yang lengkap, mulai yang ringan seperti treadmill hingga yang berat seperti angkat beban untuk membentuk tubuh. “Ayah hanya keluar kamar ketika waktu makan tiba. Kadang malah bertahan di kamar sehingga istri saya atau anak-anak yang harus mengantarkan makanan beliau,” kata Bandi. Sulkan baru menunjukkan perubahan sikap ketika Bik Ningsih kembali dari pulang kampung. Bik Ningsih sempat pamit pulang ke Ponorogo karena anaknya menikah. Dia minta izin dua pekan. Perubahan itu diawali saat Bik Ningsih mengantarkan makanan ke kamar Sulkan, suatu pagi. Sulkan sempat bertanya siapa Bik Ningsih, yang dijawab bahwa dirinya adalah asisten rumah tangga di rumah Bandi. Buruh-e keluarga Bandi. Ternyata keberadaan Bik Ningsih mengusik pikiran Sulkan. Malam harinya, pada jam makan malam, dia sengaja ikut bergabung dengan anggota keluarga yang lain. Dengan berbisik Sulkan menegaskan keberadaan Bik Ningsih kepada Bandi. Tentu saja Bandi kaget. Ada apa kok ayahnya tiba-tiba menanyakan soal Bik Ningsih. Ada apa? Apa Bik Ningsih melakukan kesalahan saat menyuguhkan sarapan tadi pagi? Pertanyaan itu sengaja tak dicarikan jawaban oleh Bandi. Suami dari seorang perempuan yang biasa disapa Buban ini menemukan jawaban sendiri dari pengamatannya terhadap tingkah laku sang ayah. (jos, bersambung)    
Tags :
Kategori :

Terkait