Surabaya, Memorandum.co.id - Kehadiran ribuan mahasiswa yang bergelombang membuat pintu akses masuk gedung DPRD Jatim tertutup massa. Di hadapan wakil rakyat, BEM Surabaya menyampaikan tiga tuntutan. Seperti mahalnya harga BBM, jenis Pertamax, naiknya harga minyak goreng yang jauh dari jangkauan rakyat, serta kelangkaan ancaman BBM Pertalite, dan solar.
Koordinator Aksi Aliansi BEM Surabaya, Andre Prasetyo Utomo mengatakan, kurang lebih ada sekitar 3.000 mahasiswa yang memutuskan untuk ikut turun jalan pada hari ini (14/4). ”Estimasi 3.000 mahasiswa dari seluruh kampus di Surabaya,” kata Andre Prasetyo Utomo.
Pria yang karib disapa Tomo ini menyampaikan, mahasiswa mendesak pemerintah mengevaluasi kenaikan harga BBM Pertamax, disusul kelangkaan BBM jenis Pertalite dan Solar. Apalagi saat ini, sering terjadi kelangkan BBM Pertalite.
”Ada kelangkaan Pertalite yang notabenenya sekarang bahan bakar utama, karena murah tapi langka, terus Solar juga seperti itu,” jelas Andre Prasetyo Utomo.
Tomo yang juga mahasiswa UPN Veteran Jatim mengungkapkan, para mahasiswa juga bakal memprotes ketidakmampuan pemerintah mengontrol harga sejumlah bahan pokok. Salah satunya minyak goreng.
Sebelumnya, para mahasiswa bakal membawa beberapa tuntutan dalam aksi itu. Aliansi BEM Surabaya mendesak agar pemerintah mewujudkan reformasi agraria dengan sebenar-benarnya untuk keadilan sosial bagi seluruh masyarakat
Berdasar pantauan Memorandum.co.id, ribuan aksi mahasiswa dikawal petugas kepolisian. Polisi membentuk barikade dan berjaga, dengan lapisan kawat berduri juga sudah terpasang. ”Kami meminta pemerintah untuk mengambil peran menstabilkan harga minyak goreng, dan meminta pemerintah untuk mengusut tuntas mafia minyak goreng,” ucap Tomo. (day)