41.013, 62 Ha Lahan Padi Alami Kekeringan

Kamis 17-10-2019,09:00 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin

SURABAYA - Pemprov Jatim menyiapkan sejumlah upaya antisipasi untuk meminimalisasi potensi perluasan lahan puso  atau gagal panen akibat kekeringan lahan tanaman padi yang saat ini mencapai 41.013, 62 hektare (ha). Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Hadi Sulistyo menjelaskan, saat ini total luas lahan tanaman padi di Jatim mencapai 2.072.325 ha, dan hingga 13 Agustus 2019 lalu tercatat ada 41.014 ha lahan tanaman padi yang dilanda kekeringan atau sekitar 9,9 persennya terdampak. "Akibat kekeringan tersebut ada 10.153 ha lahan tanaman padi yang mengalami puso atau tidak bisa menghasilkan padi yakni setara 1,98 persen dari total luas lahan tanaman padi,” jelas dia, Rabu (16/10). Dia mengatakan, dampak dari musim kemarau tahun ini masih lebih rendah dibandingkan kekeringan pada 2018, yakni dari luas lahan tanaman padi 2.159.182 ha, lahan yang kekeringan mencapai 37.332 ha, dengan lahan yang puso mencapai 9.807 ha atau 1,73 persen dari total luas lahan tanaman. “Lahan tanaman padi yang terkena puso tahun ini memang turun 14,5 persen kalau dibandingkan tahun lalu, tetapi memang total luas lahan tanamannya pun juga turun 3,5 persen,” kata dia. Daerah yang mengalami kekeringan dan puso terluas tahun ini adalah Bojonegoro dengan lahan kering mencapai 17.001 ha dan puso 3.630 ha, disusul Lamongan 7.868 ha dan puso 873 ha, dan Ngawi 2.870 ha dengan puso 884 ha. Hadi menambahkan, sejumlah daerah yang masih sangat rawan mengalami kekeringan yakni Bojonegoro, Lamongan dan Pacitan, sedangkan daerah yang rawan kekeringan yakni Tuban. Sementara daerah yang cukup rawan yakni Lumajang, Tulungagung, Madiun, Ngawi, Mojokerto, dan Gresik. “Daerah lain yang tergolong aman dan cukup aman yakni Jember, Malang, Batu, Kediri, Nganjuk, Pasuruan, Trenggalek, Ponorogo, Nganjuk, Magetan, dan Madura,”imbuh dia. Untuk meminimalisasi kerugian akibat kekeringan tersebut, pemerintah telah melakukan mitigasi dan antisipasi, di antaranya menyelamatkan standing crop tanaman yang sudah tertanam melalui mobilisasi pompa air. Saat ini ketersediaan pompa air di Jatim ada sekitar 10.142 unit. “Termasuk memastikan dan memanfaatkan dukungan jaringan irigasi tingkat usaha tani (JITUT) dan jaringan irigasi desa (Jides) yang ada untuk luas total 489.910 ha, dan memanfaatkan embung atau parit yang tersebar di Jatim dengan total 1.300 embung, dan mengoptimalkan lahan basah seperti rawa,” pungkas dia.(why/dhi)

Tags :
Kategori :

Terkait