Volume Semburan Minyak di Kutisari semakin Membesar

Kamis 26-09-2019,08:20 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin

SURABAYA - Volume semburan lumpur bercampur minyak di depan rumah  Waskita, warga perumahan Kutisari Indah Utara III/19, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, kian membesar. Ini membuat warga makin was-was. Harmoko, warga setempat berharap semburan minyak cair tersebut secepatnya dapat dihentikan atau segera ditangani dinas terkait. Sebab, semburan cairan minyak di lokasi semakin banyak di banding sebelumnya. "Jangan sampai kejadian lumpur Lapindo Sidoarjo, dinilai dinas terkait gagal melakukan penanganan, itu juga terjadi di sini. Apalagi, infonya di lokasi tersebut bekas tambang minyak pada zaman Belanda dulu,” pungkas dia. Kasi Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Ulviani menjelaskan, kondisi semburan minyak cair pada siang hari volumenya lebih besar dibanding malam hari. Tingginya tekanan luapan dari bawah tanah diduga karena faktor geologi. "Saat ini kandungan semburan yang keluar lebih dominan minyak cair. Sehari sebelumnya semburan masih padat bercampur lumpur. Kalau dibilang berbahaya sih tidak, karena yang keluar sekarang kandungan gasnya tidak ada," ungkap dia, Rabu (25/9). Ulviani menerangkan,  alat monitoring tetap ditinggalkan di lokasi selama seminggu. Karena, DLH akan mengambil sampling lagi terhadap semburan minyak yang keluar di halaman rumah warga."Sementara cairan minyak yang tertampung ada sembilan tong, dan sementara ini kita endapkan dulu. Kami akan menguji kandungan organik tersebut, dan menunggu hasilnya,” urai dia. Lebih jauh, Ulviani berharap ada kerja sama antara Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Jatim dengan Pertamina. Diharapkan melalui dana corporate social responsibility (CSR), Pertamina dapat mengelola semburan minyak tersebut. "Sementara kami koordinasi dengan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya untuk mencarikan tempat menaruh sejumlah tong yang sudah berisi penuh dengan cairan minyak tersebut,” pungkas dia. Sebelumnya peneliti teknik geofisika Intitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Amin Widodo menjelaskan, lokasi semburan minyak mentah di rumah warga adalah bekas lapangan minyak bumi Belanda sejak 1880-an. Amin menduga luapan minyak mentah itu dipicu penambahan volume di dalam tanah.“Karena di dalam bumi aktif, akhirnya mendesak keluar. Minyak bumi memang seperti itu karakternya, apalagi ini musim kemarau banyak tanah pecah- ecah,”ungkap dia.(why/be)    

Tags :
Kategori :

Terkait