Jombang, memorandum.co.id - Bertepatan dengan Hari Santri Nasional 2021, Partai Gerindra melakukan ziarah ke Makam Pendiri NU KH Hasyim Asy'ari dan Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Ponpes Tebuireng, Jombang. Dalam kunjungan tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani bersama rombongan, diterima oleh Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin). Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan, bahwa hari ini Partai Gerindra melakukan tapak tilas fatwa jihad yang kemudian menjadi resolusi jihad yang kemudian menjadi peristiwa 10 November. "Ini adalah sebuah cara kami untuk terus memelihara semangat persatuan, semangat kebangsaan dan semangat cinta tanah air. Tadi saya sampaikan kepada Kiai Kikin, salah satu tema dari pendidikan kader Partai Gerindra adalah, kita selalu ditontonkan film Sang Kiai," katanya, Jumat (22/10/2021). Yang kedua, papar Muzani, selalu diperdengarkan dengan pidato Gubermur Suryo. Kemudian Prabowo menjelaskan tentang bagaimana heroiknya 10 November. Yang menurut Prabowo, peristiwa itu bisa berhasil karena ada fatwa jihad dari Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari. "Fatwa inilah yang kemudian menggerakkan semangat spiritual bahwa membela tanah air bagian dari kewajiban, karena jihad. Ini yang Pak Prabowo berulang-ulang dijelaskan kepada kami semua," paparnya. Karena itu, terang Muzani, ketika PPKM turun levelnya, pihaknya bisa berkesempatan keliling bersilaturahmi dengan para ulama, dengan pondok pesantren, sambil memupuk semangat heroisme, nasionalisme dan selalu mencintai tanah air dan persatuan. "Salah satu yang disampaikan Kiai Kikin adalah bagaimana Hadratussyekh selalu menjaga persatuan. Persatuan adalah segala hal yang terus diupayakan beliau semasa hidupnya. Mendirikan NU adalah upaya beliau untuk menjaga persatuan," terangnya. Mengeluarkan fatwa jihad adalah bentuk untuk menjaga Negara Republik Indonesia. Jadi persatuan, oleh Hadratussyekh sebagi nilai yang akan terus diwariskan. Karena itu, perbedaan antar umat Islam, furuiyah, khilafiah, dan berbagai macam perbedaan, tidak menjadikan umat Islam bercerai. "Apalagi termasuk dalam persaudaraan kebangsaan, dalam persaudaraan kenegaraan. Itulah yang kemudian nilai-nilai itu dijaga dan akan terus dijaga. Ini yang akan kita pelajari, yang akan kita lestarikan dalam kami berjuang di Partai Gerindra," ujarnya. Bagi Gerindra, tegas Muzani, persatuan adalah segala-galanya. Tidak mungkin ada pertumbuhan ekonomi, tidal mungkin ada pembangunan, sekolah yang tenang, jika tidak ada persatuan, tidak ada keamanan, tidak ada stabilitas. "Kami ingin meniru dari para pendahulu kami dari para pendiri republik, termasuk yang hari ini kami peringati yaitu jada besar dari Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari dalam Hari Santri Nasional 2021 ini," tegasnya. Kemudian, terkait Prabowo dalam Pilpres 2024, Muzani menandaskan, bahwa Jawa Timur menginginkan Prabowo maju sebagai Capres 2024. Cabang-cabang minta cepat maju, semua se-Indonesia maju. "Yang minta Pak Prabowo maju Capres 2024 adalah kami semua, para kader. Kalau Pak Prabowo berkali-kali menyampaikan ingin istirahat. Dari prajurit sampai sekarang beliau ingin istirahat. Tapi kamilah yang meyakinkan beliau bahwa negara, kita semua memerlukan bapak (Prabowo, red) untuk mempersatukan kita semua," pungkasnya. (yus)
Napak Tilas Resolusi Jihad, Sekjen DPP Partai Gerindra Kunjungi Ponpes Tebuireng Jombang
Jumat 22-10-2021,14:59 WIB
Editor : Aziz Manna Memorandum
Kategori :