Surabaya, Memorandum.co.id - Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga melakukan pengabdian masyarakat bertajuk “Pelatihan Pengenalan dan Penanganan Kegawatdaruratan Henti Jantung di Luar Rumah Sakit" kepada Karang Taruna (Kartar) Trisula di Desa Sukorejo, Kecamatan Karangbinangun, Kabupaten Lamongan. Pengabdian masyarakat ini merupakan bentuk implementasi FKp Unair dalam Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya pada bidang Kehidupan Sehat dan Sejahtera (Good Health and Well-being) serta Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (Partnerships for The Goals). Pelatihan acara diketuai oleh Erna Dwi Wahyuni, yang beranggotakan Dr. Sriyono, Dr. Yulis Setiya Dewi, Dr. Ninuk Dian Kurniawati, Arina Qona’ah, Hakim Zulkarnain, Achmad Ubaidillah Mughni dan Yuliani Agustin, di mana fokus utamanya memberikan pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam kesiapan masyarakat melakukan penanganan henti jantung di luar rumah sakit. "Nunggu datangnya petugas kesehatan, rumah sakit jauh. Tidak boleh dibiarkan menunggu lama. Anggota karang taruna dan masyarakat harus memiliki pengetahuan serta keterampilan tentang pertolongan pertama Basic Life Support (BLS). Sehingga angka kematian yang disebabkan oleh henti jantung yang terjadi di luar rumah sakit dapat ditekan,” kata Erna. Henti jantung dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan kepada siapa saja, pelatihan yang dilaksanakan dengan metode simulasi, role play dan diskusi, dibuat suatu gambaran terhadap suatu kejadian nyata, peserta sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan. Dr. Sriyono, sebagai salah satu anggota pengabdian masyarakat mengatakan, BLS merupakan pertolongan pertama yang diperlukan oleh korban henti jantung, terutama henti jantung yang terjadi di luar rumah sakit atau out of hospital cardiac arrest (OHCA). "BLS yang diberikan oleh awam pada OHCA mampu meningkatkan survival rate sebanyak dua hingga tiga kali lipat," ujar Sriyono Kegiatan ini sebagai kesinambungan program pengabdian masyarakat tahun 2020 di Desa Sukorejo akan tetap berkesinambungan dengan tetap berkoordinasi melalui WhatsApp group, serta diharapkan pada kesempatan berikutnya akan ditambahkan keterampilan lain seperti pertolongan pertama pada kegawatan sehari-hari lainnya. Andi Wianto, Ketua Karang Taruna Trisula mengatakan, kegiatan itu sangat memberikan manfaat dan harapan agar anggota karang taruna nantinya semakin mampu membantu sesama, terutama dalam memberikan pertolongan pada henti jantung. “Selama ini baru mendapatkan pelatihan tentang bencana banjir, belum pernah mendapatkan pelatihan pengenalan dan penanganan henti jantung. Banyak warga dengan penyakit jantung sehingga harapannya nanti anggota karang taruna dapat bermanfaat untuk warga,” tutup Andi.(Mg6)
Fakultas Keperawatan Unair Berdayakan Kartar Tangani Henti Jantung di Luar Rumah Sakit
Selasa 19-10-2021,13:47 WIB
Editor : Aziz Manna Memorandum
Kategori :