Karya Arek Gresik, Bisa Hemat BBM 30 Persen

Senin 11-10-2021,20:05 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

Gresik, memorandum.co.id - Bahar Rozikin, warga Perumahan Wiharta, Desa Sekarkurung, Kecamatan Kebomas, patut berbangga. Berbekal ilmu selama kuliah di ITS Surabaya, pria 45 tahun itu berhasil mencipatakan alat penghemat Bahan Bakar Minyak (BBM) pada kendaraan roda empat hingga lebih. Tidak tanggung-tanggung, alat ini mampu mencatatkan persentase 30 persen lebih hemat BBM. Alatnya diberi nama Generator HHO Type Amphibi. Lebih membanggakannya lagi, alat ini telah memenangkan kejuaraan lomba teknologi se-Provinsi Jawa Timur. Penemuannya ini mengantar Bahar Rozikin mendapat penghargaan 'Anugerah Inotek Award' dari Balitbang Provinsi Jawa Timur. Sebagai pelopor inovasi bidang nonekonomi menciptakan alat generator hidrogen plus sel surya, sebagai penghemat BBM teknologi terbaru dan pertama di Indonesia. Bahar mengklaim alatnya memilki cara kerja efisien. Dilengkapi dengan panel surya, sehingga bisa menyimpan daya tahan dalam menjalankan kendaraan.  Daya penghematan alat ini sudah diuji pada kendaraannya. Menempuh jarak sejauh 323 kilometer, setara perjalanan dari Kabupaten Bojonegoro ke Kabupaten Situbondo. Hanya menghabiskan 14,56 liter solar. Jika dirupiahkan, Bahar cukup mengeluarkan cuan sebesar Rp 75 ribu. "Kalau tidak pakai alat itu, anggaran yang dikeluarkan untuk membeli solar sebanyak  Rp 172 ribu," katanya Senin (11/10/2021). Artinya mampu menghemat BBM hingga 30 persen. Jika ditambah dengan panel surya, kira-kira bisa menghemat hingga 60 persen," ujarnya. Sejauh ini, Generatod HHO Type Amphibi dirancang khusus untuk kendaraan mobil konvensional berbahan bakar solar maupun bensin. "Memang khusus untuk kendaraan berbahan bakar bensin maupun solar. Sedangkan untuk kendaraan masa depan seperti listrik sayangnya tidak bisa," terangnya. Meskipun mampu menghemat BBM, alat buatan Bahar memiliki jangka waktu pemakaian. Maksimal digunakan satu setengah satahun, selanjutnya harus diganti. Alatnya dihargai Rp 1,5 juta. Belum termasuk panel surya yang menjadi tenaga tambahan. "Kelebihannya ada tiga. Pertama sistem nikel anti air, kedua sistem hidrogen mengikuti aturan mesin, ketiga RPM-nya, mobil tidak ada yang diubah. Lebih dari itu, bisa dikombinasikan dengan sel surya. Hasil akhirnya bisa dibuktikan," tandasnya. (and/har/fer)

Tags :
Kategori :

Terkait