Surabaya - Banyak cara dilakukan pasangan agar segera mendapatkan keturunan. Mulai dengan mengubah gaya hidup yang lebih sehat dengan konsumsi makanan sehat dan banyak mengandung antioksidan, olahraga dengan intensitas sedang selama 150 menit seminggu, menghindari stres, serta istirahat yang cukup.
Pasangan dikatakan kurang subur (subfertil) apabila sudah menikah setahun dan melakukan hubungan suami istri secara rutin tanpa menggunakan kontrasepsi dan belum hamil. Hal ini jika usia istri di bawah 35 tahun, apabila usia istri lebih dari 35 tahun, waktu menunggu tersebut menjadi hanya 6 bulan saja.
Konsultasi dengan dokter kandungan atau ahli fertilitas untuk mendeteksi adanya kelainan atau hal yang dapat menggangu program kehamilan. Secara umum dokter akan menyarankan pemeriksaan dasar fertilitas, meliputi analisa sperma pada laki- laki, pemeriksaan usg transvagina, dan pemeriksaan HSG pada wanita.
Apabila hal ini dianggap belum cukup dan perlu pemeriksaan dan tindakan yang selanjutnya maka salah satu cara yaitu melalui teknik bedah invasif minimal (laparoscopy). Pada faktanya, operasi laparoskopi mempunyai peran untuk melakukan diagnosis (mendeteksi kelainan) dan selaligus bisa melakukan terapi (tindakan operasi), kelainan yang sudah dikoreksi dengan laparoskopi akan meningkatkan kesempatan kehamilan.
Hal tersebut disampaikan dokter Ali Mahmud, SpOG-KFER, dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Konsultan Fertilitas dan Endokrinplogi di Siloam Hospitals Surabaya melalui platform zoom bertajuk Peran Laparoscopy dalam Program Kesuburan.
Menurut dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Konsultan Fertilitas dan Endokrinplogi di Siloam Hospitals Surabaya tersebut, apabila wanita belum hamil setelah satu tahun menikah dengan melakukan hubungan suami istri secara teratur disarankan untuk konsultasi dengan dokter ahli kandungan terlebih dahulu.
"Hal itu apabila dicurigai salah satu penyebabnya membutuhkan tindakan laparoskopi dan atau histeroskopi, seperti timbul rasa nyeri menjelang dan saat menstruasi, hidrosalfing (pembengkakan sauran telur yang berisi cairan), dicurigai ada pelengketan di organ reproduksi yang ada dalam rongga perut, kista yang timbul di indung telur, mioma uteri, polip endometrium, dan pendarahan pada rahim yang tidak normal," ungkap Ali Mahmud pada puluhan viewer yang intens mengikuti pemaparan edukasi.
Apa Itu Laparoskopi?
Yaitu adalah jenis prosedur bedah yang memungkinkan ahli bedah untuk mengakses bagian dalam perut dan panggul tanpa harus membuat sayatan yang besar di kulit. Prosedur ini juga dikenal sebagai operasi lubang kunci atau operasi invasif minimal. Melalui tindakan laparoskopi dengan menggunakan alat laparoskop, pasien bisa menghindari sayatan besar yang biasa dilakukan pada operasi konvensional.
Laparoskop berbentuk seperti sebuah tabung kecil. Alat ini dilengkapi dengan cahaya dan kamera.
Selanjutnya disampaikan Ali Mahmud, operasi laparoskopi juga dapat membantu mengatasi beberapa kasus seperti halnya hamil diluar kandungan, membantu menegakkan diagnostik yang berhubungan dengan fertilitas, histerektomi (angkat kandungan), endometriosis, kista bahkan prolas uteri.
Kenapa Melakukan Laparoskopi?
Laparoskopi di bidang kandungan banyak digunakan untuk mengidentifikasi dan mendiagnosis sumber masalah yang terjadi pada bagian panggul atau perut. Tindakan ini biasanya dilakukan ketika metode pemeriksaan non invasif tidak dapat memberikan hasil yang cukup untuk melakukan diagnosis, seperti dengan pemeriksaan USG, CT Scan, dan MRI, misal pada kasus endometriosis. Disamping untuk diagnosis laparoskopi sekaligus bisa melakukan tindakan terapi, pada kasus mioma uteri misalnya, laparoskopi bisa mengangkat mioma tersebut sama seperti pada operasi konvensional, juga operasi-operasi yang lainnya.
"Laparoskopi dipandang mempunyai lebih banyak keuntungan jika dibandingkan dengan laparatomi, yang antar lain, keluhan nyeri lebih ringan, fungsi pencernaan cepat pulih yang membantu waktu makan lebih cepat, serta menurunkan resiko keloid, infeksi dan pendarahan. Termasuk tentunya bekas luka yang minimal," papar dokter Ali kepada puluhan peserta dari pelbagai kalangan dan profesi pada webinar kali ini.
"Laparoskopi, yaitu melihat ke dalam perut tanpa melakukan pembedahan besar, sering dilakukan untuk prosedur ginekologi dan gangguan fertilitas. Dokter akan mengevaluasi sistem reproduksi wanita termasuk, ovarium, rahim dan saluran tuba, serta beberapa keadaan seperti endometriosis, PCOS, perlengketan pada organ reproduksi bagian sehingga bisa dilakukan tindakan perbaikan jika ditemukan indikasi masalah yang mungkin menghambat fertilitas, " paparnya.
Mempunyai keturunan adalah idaman setiap pasangan menikah, guna keberhasilan hal tersebut, hendaknya kita selalu berusaha dan fokus jika memang ada masalah yang menganggu kesuburan dengan berkonsultasi dengan dokter spesialis, merubah gaya hidup bila hal ini ditengarai sebagai salah satu penyebab ketidaksuburan seorang wanita.
"Pasien dapat rutin berolahraga dan konsumsi makanan sehat, hindari obat-obatan terlarang, minum alkohol, menghindari stres dan istirahat cukup" tutur dr. Ali Mahmud SpOG-KFER, spesialis kandungan dan genekolog dari Siloam Hospitals Surabaya menutup edukasinya. (gus)