Tertipu Investasi Bodong, Emak-Emak Luruk Mapolres Lumajang

Rabu 07-08-2019,08:15 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

LUMAJANG - Puluhan emak-emak mendatangi Mapolres Lumajang, Senin (5/8). Kedatangan mereka untuk melapor telah menjadi korban investasi bodong. Mereka mengaku telah menanam uang puluhan hingga ratusan juta rupiah melalui CV Permata Bunda milik Umi Salmah (50), warga Desa Sentul, Kecamatan Sumbersuko. Diperkirakan, total dana yang mereka kumpulkan mencapai lebih dari Rp 500 miliar. Namun ternyata sang pemilik investasi tiba-tiba kabur dan membawa uang anggotanya. Menurut Suryani (45), salah satu ketua kelompok mengatakan, uangnya yang telah masuk investasi sebesar Rp 83 juta. Awalnya dia mengaku sangat lancar menarik dana yang diivestasikan. Tetapi sudah 1 tahun belakangan ini, macet total. “Janjinya agar bersabar dan pasti akan dikembalikan. Kami awalnya tidak mau melapor ke polisi, karena khawatir uang tidak akan dikembalikan. Setelah 1 tahun ditunggu ternyata Umi Salma tak menepati janjinya. Bahkan keberadaannya juga tidak ada,” kata Suryani. Sementara itu, Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Sahban menjelaskan, pihaknya akan segera mengungkap kasus penipuan itu. Mengingat sebagian besar anggota investasi yang tertipu adalah orang kecil dan tidak mampu. “Langkah awal, kami akan inventarisasi berapa total kerugian korban dan berapa jumlah nasabah seluruhnya. Pengakuan sementara kerugian korban mencapai Rp 500 milliar. Tapi informasi ini belum valid,” kata Arsal. Lebih lanjut, perwira menengah alumni Akpol 1998 juga mengimbau kepada masyarakat agar hati-hati dalam berinvestasi. Salah satunya harus mengenali benar perusahaan yang menawarkan investasi. Jika bunganya terlalu tinggi, masih kata Arsal maka patut dicurigai. Memang tujuan pelaku memberi imbal hasil yang tinggi, supaya banyak peminatnya. Ketika uang sudah terkumpul banyak, pelaku memilih kabur Bersama uang nasabah. “Umumnya korban akan melaporkan ke polisi setelah pelakunya kabur. Memang awal-awalnya mendapat keuntungan dari investasi tersebut. Tapi itu hanyalah modus pelaku agar peminatnya semakin banyak,” kata Arsal. (tri/nov)  

Tags :
Kategori :

Terkait