Pelayanan Kenanga di Ranjang Membuat Jono Sulit Bernapas

Senin 29-07-2019,09:27 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya Jono sangat antusias menerima telepon dari Kencana. Saking semangatnya, sarung yang baru dipakai dan hanya terpegang tangan kiri sampai terlepas. Brusut… terjatuh ke lantai. Padahal, di balik itu Jono tidak memakai apa-apa. Gedandul! “Kamu di mana?” “Di mana pun berada, kuminta Mas Jono nggak usah mencari-cari aku lagi.” “Kenapa. Ada apa?” “Mas, kita hanya nikah siri. Tidak salah kalau kita berpisah begitu saja. Intinya, mulai sekarang lupakan aku.” “Tidak bisa begitu. Aku…” omongan Jono terhenti. Sambungan telepon diputus. Keesokan harinya kami bertemu kembali di jembatan waduk Wiyung. Wajahnya kuyu. Matanya sembab. “Kenanga jadi benar-benar pergi?” “Ya. Yang aku khawatirkan benar-benar terjadi. Jujur saja, aku mencintai Nia. Tapi, aku juga mencintai Kenanga. Bahkan mungkin cinta kepada Kenanga jauh lebih besar. Aku merasa lebih kehilangan dia ketimbang kehilangan Nia.” “Belum ada kabar ke mana kepergian Kenanga? Dan kenapa pergi?” Jono menarik napas panjang. Dia mengaku pernah bertemu teman Nia semasa istri keduanya itu bekerja di perusahaan asuransi. Waktu itu Jono diingatkan agar tidak terlalu jauh bergaul dengan Kenanga. Teman Kenanga, sebut saja Mawar, menjelaskan bahwa Jono hanya dijadikan cinta pelampiasan. Cerita singkatnya, ketika Kenanga ditawari Jono untuk dinikahi, kala itu Kenanga baru saja diputus pacarnya yang bekerja di perusahaan pelayaran internasional. Karena Jono tergolong lelaki tajir, walau sudah punya istri, Kenanga tak menampik tawaran tersebut. “Tadi malam saya mencoba menghubungi Mawar dan bertanya apakah pernah bertemu Kenanga, dijelaskan bahwa Kenanga sudah pergi jauh bersama pacar yang pernah memutuskannya dulu.” Menurut Mawar, Kenanga dan pacarnya pergi ke Kanada. Kenanga dapat tawaran kerja di sana. Entah apa kerjanya. “Ternyata hubungan Kenanga dan pacarnya itu tidak benar-benar putus. Mereka masih berhubungan. Ketika kapal sandar di Surabaya, mereka pasti bertemu,” kata Jono pelan, “Aku hanya dijadikan objek pelarian.” Tanpa sepengetahuan Jono, cerita Mawar, Kenanga ternyata sering memakai obat-obatan terlarang. Semua barang tersebut berasal dari pacarnya. “Makanya emosi Kenanga sering tidak stabil,” kata Jono. Dijelaskan, tidak jarang Kenanga tiba-tiba menjadi pemurung. Kalau ini terjadi, apa pun tidak dihiraukan. Apa pun. Kerjanya hanya bermalas-malasan. Jangankan  beraktivitas di luar rumah, mandi pun tidak dijalani. Sebaliknya, ketika hatinya berbunga-bunga, semua yang disentuhnya seolah berubah menjadi berwarna dan berbau harum. “Semua pekerjaan rumah diselesaikan dengan cepat dan rapi. Dan nuwun sewu, di atas ranjang pelayanannya membuat aku tidak sempat mengambil napas. Serba nikmat.” Kenanga memang sangat dimanjakan Jono. Kerjanya hanya tidur-tiduran dan nonton TV. Walau begitu, Kenanga seperti orang kesetanan begitu memegang pekerjaan rumah. Tanpa diminta, seluruh rumah disapu, dipel; meja dan kursi dikebasi, dilap, ditata; pakaian kotor dicuci dan diseterika. Pokoknya semua dicandak dan diselesaikan dengan rapi. Malamnya, giliran Jono diservis dengan pelayanan maksimal. “Semua itu tinggal kenangan. Tak akan terjadi lagi,” kata Jono sambil mengambil HP dari saku celana. Dipencetnya tuts-tuts HP tersebut. Terdengar nada sambung tapi tidak diangkat. (habis)

Tags :
Kategori :

Terkait