13 Desa di Sumenep Belum Teraliri Listrik, PLN Ngaku Kesulitan

Selasa 22-06-2021,11:20 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Surabaya, Memorandum.co.id - PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur mewujudkan rasio elektrifikasi 100% di Jawa Timur. Hingga Mei tahun 2021, angka rasio elektrifikasi Jawa Timur telah mencapai 103.53%, melampaui target yang diperkirakan dapat mencapai angka 100% pada akhir tahun 2021. Imam Asrori, Manager Unit Pelaksana Proyek Kelistrikan (UP2K) Jawa Timur menjelaskan, rasio elektrifikasi merupakan perbandingan jumlah pelanggan rumah tangga yang telah terlistriki dengan jumlah rumah tangga secara keseluruhan. Dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur, terdapat 13 Kabupaten/Kota yang belum mencapai rasio elektrifikasi 100% dan Kabupaten Sumenep dengan rasio elektrifikasi 71,68% menjadi salah satu pekerjaan rumah. “Setidaknya terdapat 13 desa di Kabupaten Sumenep yang belum terlistriki dan hingga kini sedang dalam proses survey, pembangunan pembangkit dan pemasangan tiang jaringan secara bertahap,” terang Imam Asrori. 13 desa tersebut diantaranya adalah Masalima, Sukajeruk, Karamian, Sepanjang, Tanjung Keok, Saur Saibus, Saseel, Sadulang, Pagerungan Besar, Lombang, Jate, Banbaru dan Banmeleng. Seluruhnya tersebar di beberapa pulau seperti Masalembu, Karamian, Sepanjang, Saur, Saseel, Sadulang besar, Pegerungan Besar dan Gili Raja yang menjadi bagian dari wilayah kerja Unit Layanan Pelanggan (ULP) Kangean & Sumenep, UP3 (Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan) Pamekasan. Ditargetkan pada tahun 2022/2023, pembangunan pembangkit dan pemasangan jaringan listrik dapat selesai & dioperasikan sehingga masyarakat 13 desa dengan potensi 16.160 pelanggan tersebut dapat menikmati aliran listrik dari PLN. Upaya melistriki pulau-pulau kecil di Madura ini tak jarang menemui berbagai macam kendala seperti perijinan kawasan untuk pembangunan pembangkit dan pemasangan jaringan listrik, kondisi geografis yang sulit, sarana transportasi terbatas, kondisi dermaga yang kecil sehingga tidak dapat disinggahi kapal besar pengangkut material menuju ke pulau hingga cuaca ekstrem yang kerap melanda kepulauan sehingga petugas kesulitan untuk dapat melakukan survey, membawa material maupun melaksanakan pekerjaan pembangunan. "Melistriki kepulauan bukan perkara yang mudah, mulai dari medan yang sulit ditempuh, infrastruktur yang amat minim hingga lokasi geografis yang sulit dijangkau. Terlebih di tengah pandemi seperti ini transportasi antar pulau juga tidak mudah. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat kami untuk dapat menyalurkan tenaga listrik untuk masyarakat sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi," papar Manager ULP Kangean, Muhammad Daan Agung Lazuardi.(day)

Tags :
Kategori :

Terkait