Kemenkes Bersama DPR Sosialisasikan Germas Prokes dan Vaksinasi Covid-19

Minggu 30-05-2021,18:39 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

Sidoarjo, memorandum.co.id - Sosialisasi Germas/Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Protokol Kesehatan/Prokes dan vaksinasi Covid-19 dilakukan Kementerian Kesehatan/Kemenkes RI bersama DPR di Balai Desa Karangbong, Kecamatan Gedangan, Minggu (30/5/2021). Kegiatan itu dihadiri Bupati Sidoarjo H Ahmad Muhdlor Ali SIP serta anggota DPR Komisi IX Hj Arzeti Bilbina Setiawan, dan perwakilan Kementerian Kesehatan dr Wisnu Trianggono. Bupati Sidoarjo H Ahmad Muhdlor Ali SIP menyambut baik pelaksanaan kegiatan seperti ini. Gerakan hidup sehat harus senantiasa didorong di masyarakat. Apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini. Dikatakannya budaya hidup sehat adalah salah satu kunci untuk bangkit dari pandemi. Baik bangkit secara ekonomi, sosial maupun kesehatan. “Kita harus gerakkan bersama masyarakat hidup sehat di Sidoarjo,”ucapnya. Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor mengatakan, prinsip new normal paling masuk akal dilaksanakan saat pandemi Covid-19. Dikatakannya, bahwa sebenarnya masyarakat bisa berdampingan hidup dengan Covid-19. Pandemi yang terjadi tidak harus membuat semua sektor tiarap. Seperti halnya sektor pendidikan. Apalagi sektor keagamaan. Jangan sampai sekolah-sekolah sepi. Begitu juga dengan masjid. Masjid harus kembali ramai jemaah. Dikatakannya, pandemi Covid-19 tidak harus selalu ditakuti. Namun, tidak boleh juga terlalu berani. Tetap harus mematuhi protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19. “Semua jalankan seperti biasa tetapi prokesnya wajib dipegang teguh,”pintanya. Gus Muhdlor melanjutkan pembangunan di segala bidang wajib mendahulukan bidang kesehatan. Setelah itu baru bidang pembangunan lainnya. Seperti bidang ekonomi, pendidikan maupun politik. Kabupaten Sidoarjo sendiri akan me-launching program UHC (Universal Health Coverage). Program tersebut menggratiskan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Sidoarjo di puskesmas maupun rumah sakit yang ditunjuk. Hanya dengan menggunakan KTP Sidoarjo, masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan kelas 3 tanpa mengeluarkan biaya. “Kalau mau kelas tiga, BPJS-nya gratis,”ucapnya. Masih dikatakan Gus Muhdlor, ada 8.498 RT di Kabupaten Sidoarjo yang zonanya hijau. Sebagaian zona kuning. Zona oranye tidak ada. Apalagi zona merah. Padahal dirinya mempersiapkan segala sesuatunya bila terdapat RT dengan zona merah. Pemkab Sidoarjo akan memenuhi kebutuhan pokok warga yang berada RT zona merah. “Kalau ada yang merah satu saja langsung kita lockdown, kita kasih beras dan sebagainya, jangan keluar rumah, tapi ternyata tidak ada zona merah,”ujarnya. dr Wisnu Trianggono dari Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI dalam sosialisasinya mengatakan, kegiatan kali ini merupakan kegiatan bersama antara Kemenkes RI dengan DPR RI Komisi IX. Kegiatan ini untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya Germas. Kementerian Kesehatan akan selalu mengajak dan mengingatkan masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19. Tahun lalu kegiatan serupa juga dilaksanakan di Kabupaten Sidoarjo. Dikatakannya angka kasus Covid-19 di Indonesia cenderung mengalami penurunan. Walaupun pada Mei angkanya naik sedikit. Penyebabnya mobilitas masyarakat yang meningkat setelah lebaran. “Banyak yang pulang kampung, banyak yang sowan, silaturahmi, agak meningkat sedikit, tetapi secara umum trennya menurun,” ujarnya sambil menunjukkan grafik peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia. dr Wisnu Trianggono mengatakan peta penyebaran Covid-19 di Jatim saat ini tidak ada yang merah. Berbeda dengan 2020 yang menunjukkan merah. Saat ini peta Jatim kuning dan oranye. Meski begitu pemerintah Jatim tidak boleh berpuas diri apalagi lengah. Sebab, Covid-19 masih mengintai dan targetnya adalah hijau. “Kita coba hijaukan Sidoarjo, kita hijaukan Jatim, kita hijaukan Indonesia dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19,”ujarnya. Oleh karenanya pinta dr Wisnu, segala aktivitas harus selalu menerapkan protokol kesehatan. 3 M wajib dilakukan. Memakai masker, mencuci tangan mengunakan sabun serta menjaga jarak. Ditambah menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. Sementara itu terkait vaksinasi di Jatim, dr Wisnu mengatakan Jatim merupakan penyumbang cakupan vaksinasi terbesar di Indonesia. Bahkan, untuk dosis pertama mengalahkan DKI Jakarta. Kabupaten Sidoarjo sendiri juga termasuk tiga besar cakupan vaksinasi yang dilaksanakan kabupaten/kota di Jatim. “Laporan dari badan penelitian kesehatan, vaksin yang dipakai di Jakarta yang menjadi pilot project pertama vaksinasi terbukti efektif 94 persen mencegah penularan Covid-19. Tentu ini kalau dibarengi dengan protokol kesehatan,”ucapnya. Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo drg Syaf Satriawarman yang juga hadir mengungkapkan, kasus Covid-19 secara komulatif per 28 Mei 2021 di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 11.444 orang. Kasus sembuh 10.772 orang atau 94,13 persen. Kasus sembuh tersebut tertinggi di Surabaya Raya yang terdiri dari Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Gresik. Kasus kematian akibat Covid-19 sendiri sebanyak 628 orang atau 5,48 persen. “Ini juga sama kalau kita mengukur Surabaya Raya, Sidoarjo yang terkecil untuk kasus kematiannya,” ucapnya. drg. Syaf mengatakan, saat ini ada 42 orang terkonfirm positif Covid-19. 36 orang dirawat dirumah sakit dan 6 orang dilakukan isolasi mandiri. Dikatakannya, Pemkab Sidoarjo terus berupaya melakukan pencegahan penyebaran Covid-19. Seperti getol melakukan vaksinasi kepada masyarakat Sidoarjo. Vaksin Astrazeneca dosis pertama sudah disuntikkan kepada 121.573 orang. Jumlah tersebut cukup tinggi dari sasaran yang ditargetkan kepada 110 ribu. Sedangkan dosis keduanya masih diberikan kepada 1.908 orang karena vaksinasi masih berjalan dua hari. “Vaksinasi dosis dua ini masih bergerak terus,”ucapnya. Sedangkan untuk vaksinasi Sinovac tahap pertama sudah diberikan kepada 73.139 orang. Dosis kedua masih 47. 132. Vaksinasi Sinovac akan terus dilaksanakan kepada Lansia. Untuk vaksinasi Lansia diberikan mulai umur 50 tahun keatas. “Kalau bapak ibu yang belum di vaksin umurnya sudah 50 kami persilakan ke puskesmas karena sekarang sudah diperkenankan melakukan penyuntikan vaksin usia 50 tahun ke atas,”ucapnya. (is/jok/fer)

Tags :
Kategori :

Terkait