Tak Suka Makanan Pedas, Keluarga Masih Bimbang

Sabtu 13-07-2019,09:37 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

SURABAYA - Kematian Jhonerly Simanjuntak alias Cak Joner, pentolan bonek cukup mengejutkan keluarga dan para bonek mania pada Kamis (11/7) malam. Kepergian pria keturunan Batak ini diduga akibat serangan jantung setelah makan malam ayam geprek dan meminum es di Rutan Medaeng Sidoarjo. Namun hal itu tidak membuat percaya Reselly Siahaan (68), ibu kandung Joner. Menurut Reselly, anaknya memang tidak suka makanan pedas, karena sejak dulu ketika ia memasak makanan pedas di rumah, Joner selalu menolak dan lebih memilih membeli makanan di luar. Reselly juga menceritakan awal mulanya anaknya membeli ayam geprek tersebut. Semula anaknya ditawari makanan oleh tahanan lain, namun Joner menolak karena makanannya sudah tinggal sedikit. “Joner ditawari makanan ikan dorang oleh tahanan lain, tapi ia menolak dan lebih memilih membeli makanan ayam geprek. Joner lalu memakannya, karena kepedasan dia akhirnya minum es. Tiba-tiba, dia langsung tertunduk dan tak sadarkan diri,” kata Reselly kepada Memorandum, Jumat (12/7). Ia tetap tidak percaya penyebab kematian anaknya berasal dari makanan pedas tersebut, yang membuat Joner terkena serangan jantung. Reselly tidak percaya karena dari keluarganya maupun keluarga suaminya, tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit jantung. Reselly tidak percaya terhadap dugaan tersebut bukan asal bicara saja. Ia merasa wajah anaknya juga tidak berubah sama sekali. “Itu hidungnya mulai tadi malam tidak berubah-ubah. Jika punya penyakit pasti sudah berdarah hidungnya,” ucap perempuan ini di Rumah Persemayaman di Jalan Demak. Wanita asli Batak itu menambahkan, ia masih bimbang atas kematian anaknya. Ia menduga kematian anaknya disebabkan guna-guna dari seseorang. Ia juga menyerahkan semuanya kepada Tuhan. “Saya serahkan semuanya kepada Tuhan. Siapapun dia yang mengguna-guna anakku, Joner, mohon ditunjukkan kuasamu Tuhan,” pungkas Reselly sambil berdoa. Terpisah, Muklim (36), bonek Surabaya Barat mengaku terpukul dengan kepergian Joner. Menurut dia, sosok Joner merupakan panutan para bonek selama ini. “Saya awalnya tidak percaya dengan kabar itu. Empat hari lalu saya baru dapat dari teman bahwa Joner masih sehat. Rencananya, Senin akan membesuk. Dia sosok yang cukup dikagumi para bonek,” jelas Muklim diamini Arif. Seperti diketahui, Joner bersama Slamet Sunardi alias Slamet Carera alias Ardy Carera dan Jhonerly Simanjuntak didakwa JPU telah melanggar UU ITE yang menyebabkan tewasnya 2 pendekar PSHT akibat bentrokan dengan bonek. Keduanya dianggap menyebar postingan di sosial media akun facebook dan twitter sehingga menyebabkan bentrokan antara PSHT dengan bonek di SPBU Balongsari. Isi postingan yang disebar kedua terdakwa di akun grup facebook bernama ‘BONEK’ tersebut berbunyi, “Lek kowe rumongso Bonek, lek rumongso loro ati ndelok dulur-dulurmu digepuk’i karo pendekar PSHT, ayo nglumpuk nang pom Balongsari saiki, tak enteni dulur. Gak usah ngenteni bales mene (Kalau kamu merasa Bonek, kalau merasa sakit hati melihat saudara-saudaramu dipukulin sama pendekar PSHT, ayo kumpul di pom Balongsari sekarang, saya tunggu. Tidak perlu menunggu balasan besok). Akibat postingan itu dua korban yaitu Muhammad Anies (22), warga Jalan Simo Pomahan Gang 3, dan Aris Eko Ristanto (25), asal Desa Tlogorejo, Kepoh Baru Bojonegoro, menjadi korban hingga akhirnya tewas. Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis (1/3), menjatuhkan vonis 3 tahun denda Rp 500 juta subsidair dua bulan kurungan kepada Jhonerly Simanjutak alias Jhoner. (x-3/fdn/fer/nov)

Tags :
Kategori :

Terkait