Lamongan, memorandum.co.id - Sebagai bentuk upaya mewujudkan Indonesia yang lebih aman, damai dan tentram serta meningkatkan kewaspadaan dan meredam munculnya paham radikalisme dan intoleransi di lingkungan masyarakat, Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid mengajak segenap insan muda Lamongan untuk bijak dalam menggunakan media sosial.
Seruan itu di sampaikannya dalam acara Webinar dan talkshow Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia “NGOPI COI” hasil kerjasama BNPT melalui FKPT JATIM dan Pemerintah Kabupaten Lamongan di Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan, Rabu (25/3). Turut hadir dalam kegiatan yang dikemas dengan mengusung tema Sharing Baru Posting tersebut, Wakil Bupati Lamongan Abdul Rauf sekaligus bertindak sebagai pembicara.
Di hadapan peserta talkshow yang terdiri dari kepala desa, lurah dan jajaran Muspika, Brigjen Ahmad Nurwakhid menjelaskan, bijak bermedia sosial diantaranya dengan mengupdate konten-konten yang bersifat memberi informasi positif, ukhuwah Islamiyah, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
“ Anak-anak muda Lamongan saya minta agar turut menjaga lingkungan tetap kondusif, diantaranya dengan bijak bermedia sosial. Unggah konten yang informatif yang bukan menyesatkan dan menimbulkan situasi gaduh di masyarakat,” tutur Brigjen Ahmad Nurwakhid.
Di hadapan peserta talkshow yang juga disiarkan secara zoom meeting dan live streaming tersebut, Ahmad Nurwakhid menjelaskan, selain bijak dalam bermedia sosial masyarakat juga dapat terlibat dalam kegiatan pencegahan terorisme, melalui melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), agar masyakarat memahami bahwa paham radikalisme tidak hanya menimbulkan rasa takut dan teror secara masif, namun juga menimbulkan korban.
“Radikalisme terorisme membuat masyarakat terancam, takut dan pastinya timbul korban. Ini merupakan kejahatan serius, kalau bahasa Lamongan itu kejahatan nemen, kejahatan sing wedyan dan biasanya motif pemicunya antara lain kesenjangan sosial, ketidak puasan dengan pemerintahan, benci serta politik agama,” tuturnya.
Untuk itu, lanjut Brigjen Ahmad perlunya kewaspadaan masyarakat khususnya yang ada di desa-desa untuk mewaspadai munculnya paham radikalisme. Ia menjelaskan salah satu bentuk oknum radikal selama ini yakni penolakan atau pernyataan penyesatan terhadap kearifan lokal.
Sementara itu, Wakil Bupati Lamongan Abdul Rouf mengungkapkan, Kabupaten Lamongan yang memiliki jumlah desa terbanyak di Indonesia ini juga memiliki desa Pancasila yang terletak di Desa Balun. Penamaan desa ini tentu atas dasar tingginya toleransi di desa ini.
“Di Lamongan kami memiliki desa Pancasila. Di namai desa Pancasila karena tingginya toleransi di desa in. Ada tiga tempat ibadah agama sekaligus, yakni masjid, gereja, dan pure berdiri harmonis di seputar alun-alun desa tersebut. Dan tentu masyarakat selama ini guyub rukun satu sama lain,” jelas Wabup Rouf.
Tak hanya miliki desa Pancasila, kata Rouf, di Kabupaten Lamongan juga berdiri Yayasan Lingkar Perdamaian di Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro yang beranggotakan eks napi terorisme.
Pada kesempatan tersebut Wabup Rauf juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh jajaran BNPT, TNI, POLRI, Babinsa dan Babinkamtibnas atas segala bentuk usaha dan sinergitasnya selama ini sehingga Lamongan hingga kini tetap aman, kondusif dan pembangunan dapat berjalan dengan optimal.(*)