Tren Covid Kembali Naik, Stop Stigma Negatif pada Rumah Sakit

Selasa 08-12-2020,16:41 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Gresik, memorandum.co.id - Awal Desember ini tren kasus covid di Gresik kembali naik. Hal tersebut juga diamini oleh beberapa dokter di rumah sakit. Naiknya tren covid diperparah dengan banyaknya masyarakat yang mulai kendor terhadap prokes (protokol kesehatan) dan masih adanya stigma negatif terhadap rumah sakit (RS) terkait pelabelan covid. Ketua Satgas Covid-19 RS Muhamadiyah Gresik, dr Farida Nur ’Aini SpPK. dengan tegas menyeru pada masyarakat untuk patuh prokes, karena Covid itu ada. "Covid itu ada, jumlahnya sekarang sedang naik-naiknya, setelah sempat turun di akhir Oktober lalu. Tetap Patuhi 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. Itu vaksin alami," tuturnya, Selasa (8/12/2020) Farida juga menjelaskan, pihak RS dalam mengkonfim seseorang terkena covid terdapat beberapa tahapan yang harus diikuti. Jika ditemukan seseorang terindikasi Covid-19, RS perlu melakukan. Pertama, melakukan anamnesa ( batuk, pilek, demam, hilangnya penciuman ( anosmia), sesak ). Kedua, melakukan pemeriksaan tanda 2 vital ( tensi, nadi, frekuensi napas, suhu). Ketiga, melakukan pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, rapid test antibodi , PCR dan foto thorax). Barulah bisa ditentuksn konfirm atau bukan oleh dokter penanggung jawab pelayanan, yakni dokter spesialis paru. Kenaikan kasus covid ini terlihat dari pasien yang sedang dirawat di RS. Di RS Muhamadiyah Gresik sendiri tersedia 25 tempat tidur untuk perawatan pasien Covid-19, yang terbagi di 7 kamar Arofah. Dari total tempat tidur, 75 % telah terisi. Sementara itu, dari data yang dihimpun Memorandum.co.id, RS plat merah, RSUD Ibnu Sinah saat ini tengah merawat 70 pasien covid-19. Setelah sebelumnya, pada akhir Oktober hanya menyisakan kurang dari 20 pasien. Stigma terkait gampangnya pihak RS dalam melabeli pasien covid harus segera dikikis. Pasalnya stigma tersebut justru membahayakan masyarakat. Masyarakat menjadi takut ke rumah sakit dan akhirnya tindakan contact tracing menjadi kurang optimal. dr. Ridho, salah seorang dokter yang bertugas di RS Denisa Gresik menambahkan, banyaknya kasus covid-19 juga bergantung berapa banyak orang yang dilakukan test. Semakin banyak yang melakukan test, maka potensi orang yang terdeteksi juga makin lebar. Di RS Denisa sendiri kasus reaktif pada ibu hamil mencapai angka di atas 150 sejak Maret lalu. "Di RS Denisa, ibu hamil yang reaktif, kita sarankan untuk melakukan isolasi mandiri setelah pulang dari rumah sakit," terangnya, Selasa (8/12/2020). Kenaikan covid sendiri juga diamini oleh dr. Lukita, salah seorang dokter umum di Rs Graha Husada Petro. "Kalau peningkatan, terasa ya," terangnya.(han/har)

Tags :
Kategori :

Terkait