Ketika Lelaki Terhormat Terjerat Cinta Nafsu Pemandu Lagu (2)

Rabu 21-10-2020,10:10 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Pembantu Itu Dipastikan Purel yang Pernah Nemani Bernyanyi dst

Hari itu Hendardi mengeluh perutnya sakit dan kepala pusing. Ia minta istrinya memitakan izin ke kantor. Begitu sang istri pergi kerja, Hendardi naik ke loteng belakang. “Duh Gusti Kang Murbeng Dumadi,” kata Hendardi begitu melihat Engkom dari loteng belakang rumahnya. Hendardi benar-benar terkesima. Bola matanya seperti tersedot kecantikan dan lekuk tubuh Engkom. Namun, itu tak lama. Sebab, setelah benar-benar dicermati, sosok pembantu tadi bukan orang yang asing di mata Hendardi. Cuma, Hendardi masih agak lupa: siapa namanya dan pernah bertemu di mana? Hendardi tercenung. Kembali di-penthelengi-nya si Engkom. Cukup lama. Baru setelah ingat bahwa Engkom kabarnya pernah menjadi purel, Hendardi ingat 100 persen. Engkom dipastikannya adalah Ria yang pernah menemaninya bernyanyi di rumah hiburan malam kawasan tengah kota. Bahkan bukan hanya menemani bernyanyi, melainkan lebih dari itu. Seketika itu juga Hendardi teringat semuanya. Semua kenangan tentang dirinya dan Engkom. Eh Ria. Kenangan yang begitu indah. Kenangan yang begitu hangat. Bukan ding, tapi kenangan yang begitu panas. Kenangan yang begitu mendidih. Sesaat kemudian Hendardi tersenyum. Senyum kecut. Senyum kekalahan. Kini dia benar-benar mengakui dan memuji kelicikan Udin, tetangganya pepet tembok, serta memberinya tiga acungan jempol. Hebuwat-wat-wat-wat… Tidak hanya Udin, Hendardi pun pernah menjadikan Ria Engkom sebagai cem-ceman. Tapi, waku itu Hendardi tidak sampai punya pikiran untuk membawa pulang perempuan yang memiliki daya terkam bagai singa padang pasir itu. Pikiran Hendardi, itu langkah penuh risiko dan berbiaya tinggi. Hendardi lebih memilih langkah aman. Sistem hak guna pakai. “Punya nyali juga, kepiting rebus ini,” rutuk Hendardi kepada Udin. Hendardi kemudian beringsut mengambil HP di meja. Tidak lama kemudian dia berhalo-halo dengan orang d seberang. “Hebat juga loe, Bro” kata Hendardi. “Hebat apanya?” tanya orang yang diajak bicara. “Engkom. Dia Ria kan?” “Engkom siapa? Ria siapa?” “Jangan pura-pura. Semua tetangga sudah tahu. Pembantu barumu itu purel (Hendardi menyebut nama rumah karaoke, red) kan?” Udin, orang yang ditelepon Hendardi, spontan tertawa ngakak, “Sok tahu Ente. Kata siapa?” “Kamu nggak takut konangan istrimu?” “Takut apa? Salahku apa?” tanya Udin. “Pembantu barumu itu. Dia bekas purel kan?” “Ente dapat info dari mana?” “Semua orang sudah tahu.” “Gini lho ceritanya. Sebuluan lalu ada perempuan datang ke rumah. Cari kerja. Kebetulan kami butuh. Dia lentas ditanya-tanya Nyoya kenapa cari kerja dan apa kebiatan sebelumnya,” kata Udin. Ditambahkannya bahwa perempuan bernama Komaria, yang di keluarga disapa Engkom, itu mengaku pernah ke kerja di tempat hiburan. Itu saja. Kini kerjanya sepi dan mau kerja lain. Apa saja,” imbuh Udin. “Tapi dia memang Ria?” “Ria siapa?” “Purel itu. Loe pernah pakai kan?” (bersambung)   Penulis : Yuli Setyo Budi Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email yulisb42@gmail.com. Terima kasih
Tags :
Kategori :

Terkait