Cinta Suci yang Menembus Tabir Dunia Jin dan Dunia Manusia (21)

Kamis 10-09-2020,12:12 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Dititipi Salam Murid Isa Putra Maryam untuk Guru Terkasih

“Yahuda, benarkah yang kamu sampaikan?” tanya lelaki gagah berpakaian prajurit zaman Romawi. Orang yang dipanggil Yahuda mengangguk, lantas memandu para praurit membuktikan ucapannya. “Isa di dalam bersama murid-muridnya,” kata Yahuda. Para prajurit segera mengepung tempat itu. Dari segala penjuru. Tidak ada satu pun celah untuk lolos. Tidak lama kemudian seorang pria berambut kelimis bak baru keramas digelandang. Pria yang diyakini sebagai Isa tersebut kemudian diseret ke sebuah bukit dan disalib. “Guru,” tiba-tiba suara lirih di sela tangis tertahan terdengar di samping kanan Ghadi. “Siapakah Kisanak?” tanya Ghadi. “Aku salah satu murid Isa. Allah pasti melindungi Guru dengan cara-Nya,” kata pria yang mengaku sebagai murid Isa tadi sambil mengusap mukanya. Menyeka peluh dan air mata yang mengucur deras. “Kisanak sendiri siapa?” tanya lelaki tadi. “Aku umat akhir zaman?” “Akhir zaman?” “Ya.” “Umatnya saudara guru kami? Umat Ahmad?” “Ya.” “Bagaimana ceritanya Kisanak bisa sampai kemari?” Ghadi tidak segera menjawab. Hanya tersenyum, “Allah memang melindungi gurumu. Dia (orang yang disalib, red) bukan gurumu. Hanya orang yang diserupakan. Gurumu diangkat ke langit. Nanti pada akhir zaman diturunkan lagi ke bumi untuk tugas besar.” “Tugas apa?” “Membunuh Dajjal.” “Allahu akbar. Betapa bahagia Guru menjadi umat Ahmad. Harapan itu sering disampaikan kepada kami.” “Benarkah?” “Ya. Guru dalam beberapa kesempatan menyampaikan bahwa sepinggalnya nanti akan lahir nabi dan rasul yang diutus untuk seluruh umat manusia. Berbahagialah kaum yang menjadi umatnya. Kalau Guru benar-benar diberi kesempatan menjadi umat Ahmad, tentu beliau sangat bahagia. Guru mengaku rindu ingin bertemu beliau.” Pembicaraan terhenti oleh sorak sorai massa. Orang-orang yang bergerombol di sekitar lokasi penyaliban melonjak-lonjak ketika kaki-tangan lelaki yang disangka sebagai Isa dipaku ke tiang salib. Darah mengucur deras. “Kalau yang disalib itu bukan Guru, lantas siapa dia?” tanya orang tadi. “Dialah yang mengkhianati gurumu. Dia Dajjal pada zaman ini,” kata Ghadi. “Kalau begitu kami akan mencincangnya agar tidak bisa hidup kembali.” “Membunuh Dajjal bukan tugasmu dan kawan-kawanmu. Itu tugas gurumu.” Orang tadi melihat mata Ghadi. Menusuk tajam. Seribu ragu ada di sana. “Bisakah omonganmu dipercaya?” “Itu yang disampaikan Baginda Rasul Muhammad.” “Mungkinkah kau bertemu Guru?” “Insya Allah bila Dia menghendaki.” “Kalau bertemu Guru, sampaikan salamku.” (bersambung)   Penulis : Yuli Setyo Budi Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email yulisb42@gmail.com. Terima kasih
Tags :
Kategori :

Terkait