Ulun Minta Maaf, Lalu Sang Wali Kota Wafat

Kamis 13-08-2020,17:01 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Assalamu'alaikum WW. Warga kota Banjarbaru yang ulun sayangi. Hari ini, ulun bersama ibu, berdasar hasil swab, positif covid19. Ulun minta doa kesembuhan dan kekuatan. Ulun ingin mengingatkan persoalan covid jangan dianggap enteng. Ini benar-benar nyata. Kita harus melawannya dengan disiplin protokol kesehatan. Ulun mohon maaf kalau selama ini pelayanan kurang maksimal. Mohon kiranya dimaafkan. Wassalam WW. Itulah pesan lewat video (mohon maaf saya perpendek) Walikota Banjarbaru Nadjmi Adhani sehari sebelum meninggal pada 10 Agustus 2020 dinihari lalu. Permohonan maaf itu seperti isyarat bahwa tidak lama lagi, dia tidak akan bisa mendampingi warganya lagi memimpin Banjarbaru seraya menyampaikan pesannya agar jangan sekali-kali menganggap enteng covid ini. Meski mirip dongeng ketidakberdayaan manusia, covid ini nyata adanya. Kematiannya sekaligus menjadi bukti betapa ganasnya wabah yang belum jelas kapan berakhirnya ini. Warganya berduka. Meski dilarang, tetap saja banyak yang mengantarkannya ke Taman Makam Bahagia, peristirahatan terakhirnya di landasan Ulin Kalsel. Meski dilarang masuk --hanya 30 orang saja yang boleh-- tetap saja mereka ikhlas berada di luar seraya mendoakannya. Yang lain lagi, ramai-ramai mengabadikan ratusan karangan bunga yang datang dari seantero negeri, termasuk dari Presiden Jokowi. Yang lain lagi, mengibarkan bendera setengah tiang. Tak hanya di tengah kota, juga yang di pinggiran. Pertanda seisi kota berbela sungkawa. Yang lain lagi, mau menjadi saksi kebaikan Pak Nadjmi empat tahun kepemimpinannya. Semuanya mengatakan almarhum adalah orang baik yang benar-benar berdedikasi memajukan kota yang dipimpinnya. "Pak Wali berpulang insya Allah disertai dengan amalan yang tiada putus pahalanya: amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh. Al Fatehah," tulis Radar Banjarmasin. Orang nomer duanya, Wawali Darmawan Jaya, yang juga disebut di Vlog Nadjmi, juga menjadi saksi bagaimana patnernya dalam memimpin Banjarbaru itu, benar-benar bekerja keras, ingin memajukan kota yang dipimpinnya. "Bagi saya, beliau itu dingsanak (Bahasa Banjar untuk Saudara) dunia akhirat. Beliau berpesan agar sebagai pemimpin kami pandai melepas ego pribadi demi kemajuan kota yang mereka pimpin. Itu pesan yang benar-benar saya pegang," kata Jaya. Jika di berbagai daerah lain, orang nomer satu dengan orang keduanya kerap bertengkar, di Banjarbaru bersatu padu. Ustad Abdul Somad yang sering diundang ke Banjarbaru juga mendoakan secara khusus kepergiannya. "Mari kita doakan semoga beliau husnulkhatimah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," tulis UAS dalam IGnya. "Taatilah Allah, taatilah rasul, dan pemimpin kaliyan" (An Nisa 59). Asal kepemimpinan itu benar-benar dilaksanakan dengan penuh amanah, rakyat akan taat dan patuh kepada para pemimpinnya. Jika tidak, sebaiknya berkaca, apakah kepemimpinanya, sudah benar-benar untuk seluruh warga yang dipimpinnya, bukan untuk segelintir orang yang diuntungkannya, yang dulu "menyeponsorinya" untuk meraih kursi empuknya. Reward dari rakyat pasti akan datang kepada pemimpin yang baik. Dikenang baiknya hingga meninggalnya. Yang benar-benar ikhlas mengabdi untuk rakyatnya. Bukan untuk kepentingan keluarga dan kelompoknya. Rakyat bisa merasakannya mana yang ikhlas, mana yang culas. Selagi amanah itu masih ada, inilah saat terbaik beribadah menjadi pemimpin terbaik. Rakyat pasti mengenangnya. Di Banjarbaru ada Nadjmi, di TNI ada Jenderal Soedirman dan M Yusuf, di kepolisian ada Jenderal Hoegeng, di Jatim ada Pak Noer yang bagi orang Madura beliau adalah Gubernur Jatim seumur hidup. Yang lain? Penggantinya. Salam! Ali Murtadlo, Kabar Gembira Indonesia (KGI)

Tags :
Kategori :

Terkait