FISIP UB & PWI Malang Diskusikan Formula Pemberitaan Covid-19

Minggu 09-08-2020,19:30 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

Malang, memorandum.co.id - Menyukseskan penanganan Covid-19 salah satunya dapat ditempuh dengan cara memberikan sosialisasi pada masyarakat melalui pemberitaan media massa. Untuk menemukan formula yang tepat, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) kerja sama dengan PWI Malang menggelar FGD yang secara khusus membahas formula pemberitaan yang edukatif sehingga berdampak positif terhadap perilaku masyarakat di tengah pandemi Covid-19, di Gedung C FISIP UB, Sabtu (8/8/2020). Akademisi Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya, Anang Sujoko D.COMM yang memprakarsai FGD ini berdiskusi dengan lima wartawan yang tergabung dalam PWI Malang Raya setelah memaparkan pengalaman selama menjalani profesi di tengah pandemi Covid-19. Anang menjelaskan, diskusi tersebut bagian dari program pengabdian masyarakat yang sedang dilakukan. “Temuan formula pemberitaan ini menarik untuk dibagi di kancah akademik internasional melalui jurnal,” ujarnya mengawali FGD. Anang menjelaskan, penelitiannya kali ini untuk mencari formula yang tepat terhadap model pemberitaan media saat isu Covid-19 merebak di Indonesia. Media memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi. Media tidak hanya penting untuk masyarakat, tetapi juga untuk pemerintah. “Ketika sebuah negara demokratis, maka harus sinergi tanpa mengganggu profesionalisme. Tapi yang terjadi di sini, akar basis pendidikan tinggi banyak berada di jalur birokrasi, tapi kenapa darah profesionalisme itu tidak hadir di situ. Media sangat penting bagi pemerintah, maka dari data ini saya formulasikan sebagai temuan,” ujar Anang setelah mendengarkan sejumlah paparan dari para jurnalis. Pemberitaan di awal pendemi justru lebih banyak menunjukkan kebijakkan yang saling silang dari para pejabat. Bahkan sempat terjadi perbedaan kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah yang menimbulkan keresahan di masyarakat. “Setelah FGD, kami harapkan ada sebuah formula pemberitaan Covid-19 dan proses uji coba penerapan formula itu dalam waktu tertentu sesuai kesepakatan. Kemudian direncanakan akan ada kegiatan webinar skala nasional dengan melibatkan Dewan Pers, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan beberapa pihak lainnya,” ujar lulusan University of South Australia tersebut. Sementara itu, Ketua PWI Malang Raya M Ariful Huda mengatakan, proses penyadaran masyarakat melalui media sangat penting. Apalagi belum ada obat maupun vaksin yang dapat menghentikan laju penularan virus. Virus dapat menyerang siapapun tanpa melihat latar belakang atau status. Maka dari itu, kesadaran masyarakat sangat penting. “Ini kami anggap penting karena Covid-19 berdampak pada semua sektor, baik personal atau kelembagaan. Jujur kami akui, dampak personalnya ada, kelembagaan juga ada. Sehingga untuk melakukan pekerjaan besar ini, semua harus bergerak sama,” ujar Arif. Sinergi pentahelix menurutnya dapat dikuatkan dengan melibatkan akademisi dan media juga pemerintah, komunitas dan pengusaha di dalam pentahelix. “Hadirnya Kampung Tangguh Semeru (KTS) sebagai langkah menekan Covid-19 dan ini melibatkan berbagai elemen masyarakat. Sinergi ini perlu dikuatkan untuk mendorong pelaku usaha agar bisa menggerakkan perekonomian,” terang Arif. (*/edr/fer)

Tags :
Kategori :

Terkait