Tulungagung, memorandum.co.id - Desa Tugu merupakan salah satu desa wisata di Kecamatan Sendang,
Kabupaten Tulungagung. Berbagai macam destinasi wisata alam dan kesenian tradisional dimiliki oleh desa ini. Di antaranya ada Kedung Manjung, situs sejarah desa, makam Demang yang babad cikal bakal Desa Tugu, tradisi jamasan pusaka massal yang rutin dilakukan oleh warga setiap bulan Syuro, serta berbagai pentas seni tradisional lainnya.
Kemudian guna melestarikan kesenian daerah, dan menegaskan bahwa Tugu merupakan desa wisata, pemerintah desa setempat, belum lama ini membangun monumen berupa patung reog kendang. Patung ikonik ini menjelaskan, jika masyarakat Desa Tugu adalah pelestari seni tradisional peninggalan leluhurnya.
"Para pendahulu kita telah mewarisi banyak seni budaya tradisi. Salah satunya adalah kesenian tradisional reog kendang. Kesenian itu sudah ada sejak saya masih kecil. Bahkan beberapa tahun lalu, kesenian reog kendang Tulungagung hak ciptanya sudah dipatenkan. Kesenian ini berhasil memecahkan rekor Muri, dengan menampilkan kurang lebih 2.500 penari reog kendang. Terdiri dari siswa siswi SD, SMP, maupun SMA dan SMK se Kabupaten Tulungagung," terang Kepala Desa Tugu, Parlan kepada memorandum.co.id, Selasa (28/7).
Menurut Parlan, bangsa yang besar itu ialah yang menghargai seni budayanya sendiri. “Sebagai wujud kami melestarikan kesenian daerah, kami membangun monumen berupa patung reog kendang di gapuro masuk desa,” ujarnya.
Parlan menegaskan, sudah selayaknya tugas generasi sekarang untuk melestarikan kesenian itu. "Tugas kita sekarang tinggal melestarikan. Tak lazim bila tidakmemiliki prasasti. Terinspirasi hal itu, akhirnya kami membangun monumen sepasang penari reog kendang di gerbang pintu masuk desa sebagai ikon Desa Wisata Tugu. Tujuannya agar wisata desa yang sudah dirintis selama ini bisa cepat dikunjungi wisatawan," jelas dia.
Kemudian, masih menurut Kades Parlan, monument patung reog kendang ini juga untuk mengenalkan kepada masyarakat, khususnya pemuda pemudi Desa Tugu supaya lebih mencintai budaya bangsanya sendiri.
"Ini sekaligus kami jadikan ikon wisata desa. Sehingga banyak wisatawan tertarik untuk datang ke tempat wisata Desa Tugu, sehingga berdampak positif dalam peningkatan ekonomi masyarakat desa kami,"
ungkapnya.
Juki (30), pemuda Desa Tugu mengapresiasi upaya pemdes yang membangun replika reog kendang sebagai ikon wisata desa.
"Adanya simbol seni budaya lokal reog kendang sangat bagus, sehingga memiliki daya tarik wisata yang ada di desa kita. Tentu harapan kita juga, nantinya bisa mengundang banyak wisatawan berdatangan, sehinga
perputaran ekonomi masyarakat Desa Tugu ke depan akan semakin lebih baik," pungkas dia. (kin/mad)