Cara Berkurban Recep Erdogan

Minggu 26-07-2020,17:01 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Hingga tadi malam, masih saja banyak teman yang nge-share Recep Tayyib Erdogan. Presiden Turki ini memang sedang menjadi hot figure setelah menganulir status museum Hagia Sophia atau Ayasofya kembali menjadi masjid seperti saat Sultan Mahmud II menaklukkan Konstantinopel pada 1453 M lalu. Ada saja yang dikirim: pidatonya, kunjungannya ke Vatikan yang minta tempat duduknya sama besarnya dengan Pope Francis dan terbanyak saat Erdogan baca Surat Al Imron 190-194 yang begitu tartil sebelum Jumatan pertama di Masjid Hagia Sofia dua hari lalu. Pemimpin ini memang berkepribadian sangat kuat. Sikapnya yang independen mengurus negerinya meski kadang bertentangan dengan Barat, sungguh sangat berani. Padahal, lawannya kelas berat: USA, Yunani, Vatikan, Prancis, bahkan Uni Emirat Arab. Negara-negara ini menyesalkan keputusan Erdogan menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid. Hingga kini, penentangan oleh Yunani masih terus berlangsung. Bahkan, hubungan kedua negara ini menjadi tegang setelah kapal perang keduanya sempat berhadapan. Presiden Prancis Emmanuel Macron memprihatinkan itu dan berterus terang memberikan dukungan kepada Yunani sebagai anggota Uni Eropa. Bahkan, dia mengajak semua anggota Uni Eropa segera membahasnya. "Keterlambatan memberikan respon, merupakan kesalahan jika menginginkan perdamaian di kawasan ini," katanya seperti dikutip greekcitytimes.com 24 Juli 2020. Sikap Prancis yang berpihak kepada Yunani itu disesalkan oleh Menlu Turki Mevlut Cavusoglu. "Prancis telah kehilangan sikap netralnya. Jika mereka peduli dengan perdamaian di Mediterania Timur, sikap terbaik adalah netral, bukan memanasi," katanya. Keberanian lain lagi dari Erdogan adalah keinginannya untuk membebaskan Masjidil Aqsa. "Kebangkitan Hagia Sophia menandai pembebasan Masjid Al Aqsa. Juga sebagai tanda kebangkitan Umat Islam yang tertindas, terzalimi, teraniaya dan dieksploitasi. Saatnya, kita melakukan lompatan," kata Erdogan di situs web kepresidenan Turki seperti diberitakan TEMPO.CO, 13 Juli 2020. Kini, setelah kembali berfungsi sebagai masjid, namanya menjadi "Ayasofya-i Kebir Cami-i serifi" artinya kurang lebih "Hagia Sophia Masjid Agung yang Diberkahi". Sehari sebelum dipakai Jumatan pertama sejak "dimuseumkan" oleh pemimpin sekular Mustafa Kemal Ataturk 86 tahun lalu ini, Erdogan datang untuk memastikan apakah sudah benar-benar siap untuk dipakai Jumatan. Karena musim covid dan jaraknya harus renggang, lima ruangan dipakai semua untuk Jumatan. Erdogan sendiri yang memilih karpetnya. Tiga imam terbaik dari masjid-masjid besar di Turki dan lima muadzin terbaik sudah terpilih untuk bertugas. Itulah spirit berkurban Erdogan. Hidupnya dia dedikasikan untuk negara dan agamanya meski begitu berat perlawanannya. Tahta dan nyawa taruhannya seperti saat dikudeta yang gagal pada 2016 lalu. Rakyat yang mencintai menjadi tamengnya. Semoga kita juga menangkap spirit berkurban untuk masing-masing posisi kita agar Hari Raya Berkurban selalu punya makna. Salam! Ali Murtadlo, Kabar Gembira Indonesia (KGI)

Tags :
Kategori :

Terkait