Jika engkau tahu betapa
dahsyatnya kekuatan pikiran,
engkau pasti tidak akan
pernah berpikir negatif.
(Ary Ginanjar, Founder ESQ)
Sudah lihat video "Sedekah 12 Detik Pertama Ary Ginanjar"? Sudah mempraktikkannya? Gampang sekali caranya. Founder sekaligus trainer ESQ itu melatihnya begini: saat keluar rumah, naik mobil, motor, atau bahkan jalan kaki: 12 detik pertama, sebelum melakukan yang lain, doakan siapa saja. "Ketemu orang miskin, doakan cepat kaya. Ketemu orang kaya, doakan sejahtera. Ketemu orang gemuk, doakan kurus. Ketemu orang kurus, doakan gemuk. Ketemu orang sakit, doakan sembuh. Ketemu penjual bakso, doakan laris. Terus doakan siapa saja sampai 12 detik pertama," katanya.
Lalu, dalam video keduanya, pria yang sangat ahli mengaduk emosi di setiap trainingnya ini, memberikan contoh betapa dahsyat hasilnya. "Ini true story ya. Ketika kita bangun menara 165 baru sampai lantai empat, semua habis. Dana habis, dukungan habis. Padahal, kita merancangnya sampai lantai 25," katanya.
Lalu, lanjut Ary, banyak yang berkata begini: "Ary gila. Sudah dibilangi jangan bikin tinggi-tinggi. Pokoknya, banyak yang menyesalkan dan juga menyalahkan. Teman-teman pada pergi, jangankan orangnnya, bayangannya pun pada takut mendekat. Khawatir saya minta sharing, termasuk para alumni."
Akhirnya, dia dinasehati oleh bapaknya. "Aa' (panggilan sang ayah kepada Ary), coba kamu lakukan ini. Doakan semua orang, termasuk binatang yang kamu temui. Doakan yang baik-baik," pesan bapaknya. Salah satu yang diminta untuk didoakan itu adalah gedung bertingkat yang nasibnya sama-sama mangkrak seperti Menara165. "Karena letaknya di seberang gedung kami, maka setiap saya dan bapak lewat di situ, kami doakan bersama-sama," katanya.
Lalu, suatu hari ada keajaiban pada gedung yang sama sekali tidak dia ketahui pemiliknya itu. "Tiba-tiba, ada satu orang bekerja. Lalu, dua orang, lalu empat orang. Lalu, banyak orang. Saya dan bapak sama-sama senang. Sama-sama tersenyum setiap lewat situ. Kami terus doakan. Anehnya, pada saat yang hampir bersamaaan, kami juga bisa meneruskan pembangunan Menara 165," kata Ary.
Dua tahun kemudian, cerita Ary, gedung yang dulu hampir jadi kuburan tertinggi itu, sudah jadi."Dan, Alhamdulillah pada waktu yan bersamaan, Menara 165 juga selesai 25 lantai. Dengan masjid di puncaknya. Masjid tertinggi nomor dua. Saya tidak tahu yang nomor satu di mana," katanya.
Lalu, inilah pesan Ary. "Jangan remehkan kekuatan pikiran. Jika kita tahu betapa dahsyatnya kekuatan pikiran, kita tidak akan berani berpikir negatif, berbicara negatif, bahkan berbisik negatif. Karena yang akan keluar nantinya adalah negatif," katanya.
Sebaliknya, lanjut Ary, isilah pikiran dengan sesuatu yang baik. "Jika pikiran positif, kata-kata positif, hati positif, tindakan positif, maka hasilnya akan positif," katanya.
Sungguh sangat sederhana. Tapi, ternyata tidak sederhana mempraktikkannya. Kadang hati, pikiran, ucapan, tindakan sangat sulit diajak untuk melakukan positif. Itulah sebabnya, kata Ary, hanya 5 persen saja orang sukses. "Sedangkan 95 persen lainnya gagal menjadi orang sukses karena sulit untuk bersikap positif."
Mari berikhtiar menjadi bagian yang 5 persen dengan berlatih untuk berpikir, berbicara, berhati, dan bertindak yang positif. Kita mulai dengan "bersedekah doa pada 12 detik pertama" sekarang juga. Salam!
Ali Murtadlo, Kabar Gembira Indonesia (KGI)