KEDIRI, MEMORANDUM.CO.ID - Setiap orang berhak memiliki perlindungan kesehatan. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) hadir di tengah masyarakat untuk memberikan akses layanan kesehatan yang layak bagi siapa saja tanpa memandang latar belakangnya.
BACA JUGA:Program JKN Bantu Warga Kediri Sembuh dari Sesak Napas
Salah seorang warga Gogorante, Kediri yaitu Dhian (51), mengaku telah lama menjadi peserta JKN. Alasan utama Dhian mengikuti dan menjadi peserta JKN adalah untuk memberikan rasa aman bagi dirinya dan keluarga apabila suatu hari nanti mengalami masalah kesehatan. Ia menilai kesehatan merupakan kebutuhan mendasar yang tidak bisa ditunda.
Mini Kidi--
”Motivasi saya ikut JKN itu karena alasan kesehatan. Mungkin saat ini kondisi tubuh kita fit dan sehat. Namun datangnya penyakit kan tidak bisa diprediksi. Apalagi kondisi ekonomi kadang juga tidak stabil. Kalau sudah ada JKN jadi tenang sekarang,” jelas Dhian saat dijumpai di Kediri pada Kamis 18 Desember 2025.
BACA JUGA:JKN Jadi Tumpuan Keluarga Yuliani Ngasem Akses Layanan Kesehatan
Manfaat nyata dari JKN dirasakan langsung oleh Dhian ketika anaknya, Ricko (23), mengalami gangguan kesehatan akibat tingginya kadar asam urat. Kondisi tersebut dipicu oleh pola hidup yang kurang sehat, hingga menyebabkan pembengkakan pada kaki dan kesulitan berjalan.
BACA JUGA:Skrining Riwayat Kesehatan di Mobile JKN Dorong Deteksi Dini Penyakit Kronis
”Memang kondisi anak saya sudah cukup serius sampai dibuat jalan saja susah. Jadi memang harus ada penanganan untuk bengkaknya itu,” ucapnya.
BACA JUGA:Program JKN Jadi Penyambung Hidup bagi Peserta di Tengah Tingginya Biaya Kesehatan
Saat Ricko pertama kali mengalami gangguan kesehatan, Dhian sempat membawanya berobat ke rumah sakit dengan biaya mandiri. Namun, besarnya biaya pengobatan membuatnya merasa kesulitan apabila harus terus menjalani perawatan secara mandiri.
BACA JUGA:Meski di Luar Domisili, Akses Layanan Kesehatan Program JKN Tetap Mudah
”Pertama kali saya bawa ke rumah sakit pakai biaya mandiri. Untuk sekali periksa saja harga obatnya mencapai Rp 500 ribu. Rasanya berat sekali bagi kami,” jelasnya.
BACA JUGA:Tak Pernah Berobat, Tapi Nanin Sangat Merasakan Manfaat Program JKN
Beruntung, saat ini Ricko menjadi peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP) Pemerintah Daerah sehingga ia tidak lagi terbebani membayar iuran tiap bulan dan dapat memanfaatkan layanan kesehatan dengan gratis. Setelah memiliki JKN, Dhian membawa Ricko ke Fasilitas Kesehatan (faskes) untuk melanjutkan pengobatannya.