PRESIDEN Prabowo Subianto benar-benar tidak sedang berpidato ketika mengatakan “perang terhadap narkoba.” Ia sedang melaksanakan perang itu — sungguh-sungguh.
BACA JUGA:Dari Gatotkaca ke Maung
Hanya setahun menjabat, Polri sudah menggagalkan peredaran narkoba hingga ratusan ton. Itu bukan angka yang bisa dibuat-buat. Sangat fantastis. Itu adalah catatan hasil kerja lapangan. Ratusan ton berarti jutaan nyawa anak bangsa yang bisa diselamatkan.
BACA JUGA:Intelektual Pun Bisa Jadi Korban Bully
Prabowo tidak memerangi narkoba dengan kata-kata. Ia melakukannya dengan sistem, dengan keberanian, dan dengan dukungan penuh kepada penegak hukum. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo diberi ruang luas untuk bertindak tanpa kompromi. Dan hasilnya mulai terlihat: jaringan besar narkoba internasional satu per satu runtuh.
BACA JUGA:Mereka yang Tak Kembali
Ada gaya baru dalam perang ini. Tidak ada drama. Tidak ada konferensi pers yang berlebihan. Tidak ada wajah-wajah pejabat yang berlomba tampil di televisi. Yang ada hanya berita singkat: "Polri gagalkan penyelundupan 1,2 ton sabu di perairan timur Indonesia."
BACA JUGA:Cangar atau Sangar, Bedanya? Nyawa
Di balik berita singkat itu, ada kerja berbulan-bulan. Ada intelijen yang senyap. Ada risiko nyawa yang nyata.
BACA JUGA:September Kelabu
Prabowo tahu: Indonesia emas 2045 tidak akan pernah lahir dari generasi yang hancur oleh narkoba. Karena itu, bagi dia, perang ini bukan sekadar urusan hukum — tapi urusan masa depan bangsa.
BACA JUGA:Tepuk Tangan untuk Janji Suci
“Bandar narkoba harus binasa di bumi Indonesia,” begitu kira-kira semangat yang kini hidup di barisan bawah.
BACA JUGA:ASN Naik Gaji, Warkop Naik Omzet
Mereka tidak sedang memburu penghargaan. Mereka sedang menjalankan sumpah.