FH UB Suarakan Perlindungan HAM di Seminar Internasional

Selasa 09-09-2025,21:24 WIB
Reporter : Edy Riawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

MALANG, MEMORANDUM.CO.ID - Fakultas Hukum (FH) Universitas Brawijaya melaksanakan konferensi mahasiswa internasional pertama tentang hak asasi manusia (HAM). 

BACA JUGA:FH UB dan Persada Sampaikan Critical Review RKUHAP 2025

Sebuah forum ilmiah dan budaya yang mempertemukan mahasiswa sarjana, magister, dan doktoral dari berbagai negara di FH UB, Selasa 8 September 2025-Rabu 9 September 2025.


Mini Kidi--

The 1st International Student Conference on Human Rights ini, mengambil tema yang saat ini sedang menjadi banyak perhatian dunia internasional, yakni  'Perlindungan Ruang Sipil, Keadilan Sosial, dan Kesetaraan di Era Ketidakpastian.'

Menjadi wadah untuk bertukar ide, hasil penelitian, dan pengalaman kepemimpinan. Sekaligus memperkuat kolaborasi lintas budaya dalam menjawab tantangan global terkait isu hak asasi manusia.

BACA JUGA:Masyarakat Sipil dan FH UB Diskusi Kewenangan dan Pengawasan Hukum

"Seminar ini, menjadi pertukaran ide mahasiswa internasional. Mendorong kolaborasi lintas disiplin dan negara. Menemukan solusi atas isu global tentang HAM terkini. Termasuk, berpendapat di wilayah publik," jelas Dekan FH UB Dr Aan Eko Widiarto SH MHum saat ditemui di sela sela seminar di lantai 10 Gedung FH, Selasa 9 September 2025.

BACA JUGA:Tuan Rumah Kejurdun Pencak Silat Tapak Suci, Tegaskan Globalize UB

Dekan FH yang juga menjadi salah satu pembicara ini menjelaskan, saat ini sejumlah isu HAM masih menarik dan relevan untuk didiskusikan. Pasalnya, beberapa bulan terakhir, banyak peristiwa yang bisa saja bersinggungan dengan perkara HAM. Penanganan aparat terhadap aksi dalam bersuara demokrasi di ruang publik, dirasa masih represif.

BACA JUGA:Berusia 10 Tahun, Persada UB Diskusikan Ratusan Artikel Karya Dosen

Diskusi tersebut, salah satunya didedikasikan atau terilhami salah satu aktivis HAM, almarhum Munir. Ia meninggal dalam peristiwa mengarah pembunuhan di bulan September puluhan tahun lalu. Meskipun sudah terungkap, namun dirasa belum sepenuhnya sesuai  dengan harapan.

BACA JUGA:Ratusan Mahasiswa dari 5 Negara Serbu UB, Ikuti Summer Course Kenali Budaya hingga Industri Pangan

"Isu HAM itu adalah isu global. Hak setiap manusia, yang harus dijamin, dihormati, dilindungi bahkan dipromosikan. Karena itu, pembicara hari ini, tidak saja dari Indonesia. Tapi juga banyak juga yang dari luar negeri. Baik pembicara dan pesertanya, termasuk para mahasiswa diharapkan bisa menjadi agen perubahan," lanjut Dr Aan.

BACA JUGA:Ribuan Mahasiswa FTP UB Tersertifikasi Kompetensi AI Internasional

Kategori :