JEMBER, MEMORANDUM.CO.ID – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Jember kembali memperkuat komitmennya dalam membentuk pribadi warga binaan yang berakhlak mulia. Melalui program Pondok Pesantren (Ponpes) yang beroperasi di dalam Lapas, pembinaan kepribadian berbasis nilai-nilai keagamaan ini terus dilaksanakan secara konsisten.
Dibawah naungan Ponpes Hassal Hasan, para santri yang merupakan warga binaan beragama Islam, mengikuti pembelajaran intensif. Kurikulumnya mencakup mulai dari Iqro’, membaca Al-Qur’an, Tajwid, hingga pendalaman Kitab Kuning yang meliputi ilmu Tauhid, Akhlak, dan Fikih. Selain itu, para santri juga dibiasakan melaksanakan salat berjemaah setiap hari untuk membentuk kedisiplinan dan mempererat rasa kebersamaan.
BACA JUGA:Lapas Jember Rutin Razia Kamar WBP, Bukti Nyata Komitmen Zero Halinar
Mini Kidi--
Program ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Agama Kabupaten Jember yang menugaskan tenaga pengajar bersertifikat. Lapas juga menggandeng Ikatan Alumni Santri Sidogiri (IASS) sebagai mitra pembinaan. Kehadiran para ustaz dari luar Lapas ini membawa nuansa pesantren yang kuat, memungkinkan warga binaan belajar agama dengan lebih mendalam dan benar.
Kepala Lapas Jember, RM. Kristyo Nugroho, menegaskan bahwa pembinaan spiritual memegang peran krusial dalam proses Pemasyarakatan.
“Kami ingin warga binaan tidak hanya menjalani masa pidana, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki diri. Melalui pondok pesantren ini, kami membina dan membimbing mereka menjadi santri teladan yang siap kembali ke masyarakat dengan bekal ilmu agama serta memiliki akhlak mulia,” ujarnya, Senin 1 September 2025.
BACA JUGA:Meriahkan HUT ke-80 RI, Lapas Jember Gelar Lomba Tradisional Penuh Semangat dan Tawa
Melalui program pesantren ini, Lapas Jember berupaya memberikan bekal ilmu dan pengetahuan agama yang mendalam kepada warga binaan. Diharapkan, mereka dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan siap memulai lembaran baru dalam kehidupan bermasyarakat setelah bebas. (edy)