MADIUN, MEMORANDUM.CO.ID - Musim giling tahun 2025 berjalan lebih tertata. Petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) wilayah PG Rejo Agung Baru Madiun mengapresiasi kinerja pabrik dalam mengatur alur produksi maupun sistem pembayaran.
Sekretaris DPC APTRI PG Rejo Agung Baru, Aji Kurniawan menyatakan bahwa sejak awal giling pihaknya bersama manajemen pabrik telah menyiapkan skema pengamanan hasil gula petani.
“Sejak awal giling tahun ini, kami sudah menyiapkan plan A dan B. Gula petani bisa dilelang atau diamankan langsung oleh manajemen PG Rejo Agung hingga akhir giling Oktober mendatang. Setiap Rabu, petani bisa mengambil pembayaran tanpa hambatan,” ujarnya, Rabu 27 Agustus 2025.
BACA JUGA:Sambut Musim Giling, PG Rejo Agung Baru Adakan Khitanan Massal Gratis
Mini Kidi--
Ia menambahkan, pembayaran hasil giling tebu sudah berjalan rutin setiap pekan dengan mengacu pada harga pokok penjualan (HPP) gula sebesar Rp14.500 per kilogram. Hal ini dinilai memberi kepastian kepada petani yang selama ini kerap menghadapi ketidakjelasan harga saat panen.
"Dengan ini petani merasa aman. Petani ada kejelasan pembayaran, dan gulanya di jamin dengan harga HPP. Sehingga petani Rejo Agung Baru bisa fokus memaksimalkan proses tebang angkut selesai di bulan sembilan," terangnya.
"Karena menurut ramalan BMKG di bulan 10 sudah mulai masuk penghujan. Jika saat hujan turun tebu tegakan masih banyak petani akan mengalami kenaikan biaya oprasional tebang angkut yang tinggi," tambahnya.
BACA JUGA:Luar Biasa, PG Rejo Agung Baru Madiun Lampaui Target Giling
Selain itu, dengan sistem pembayaran mingguan dan jaminan harga yang lebih stabil, APTRI menilai langkah PG Rejo Agung Baru dapat menjadi contoh dalam menciptakan kepastian usaha bagi petani tebu.
"Terimakasih pada menejemen sudah memberikan fasilitas terbaik untuk petani binaan. Kemitraan seperti ini harus terus di tingkatkan, Insya Allah kita akan sukses bersama. Pabrik untung, petani sejahtera," ucapnya.
BACA JUGA:Selamatan Buka Giling, PG Rejo Agung Baru Madiun Gelar Khitanan Massal
Sementara itu, Aji menyoroti skema pendanaan dari Danatara yang belakangan disebut-sebut akan membantu serapan gula rakyat. Padahal sepengetahuannya, Danantara tidak bisa membeli gula secara langsung. Tetapi hanya menginvestasikan dana ke Bulog atau ID Food sesuai penugasan pemerintah.
"Jika alokasi Rp1,5 triliun setara sekitar 103 ribu ton gula, itu hanya mampu menutup sekitar tiga minggu produksi petani,” jelasnya.
APTRI berharap pemerintah konsisten menjaga HPP yang telah diputuskan. Supaya petani mendapatkan kepastian dalam setiap musim panen.