SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Dirreskrimum Polda Jatim Kombespol Widi Atmoko didampingi AKBP Arbaridi Jumhur melepas salah satu perwira andalan untuk mengakhiri masa pengabdiannya. Perwira yang purnatugas itu yakni, Kompol Tatar, Kanit II Subdit III Jatanras Ditreskrimum.
"Hal ini sebagai wujud penghargaan ke anggota Polri yang memasuki purnatugas atau masa pensiun sebagai seorang abdi negara untuk kembali mengabdikan diri di lingkungan masyarakat," kata Kombespol Widi Atmoko didampingi AKBP Jumhur.
BACA JUGA:Kapolres Batu Lepas 6 Anggota Purna Tugas, Titip Pesan Jaga Tali Silaturahmi
Mini Kidi--
Dalam kesempatan itu, Widi berharap personel yang pensiun dapat menghadapi masa akhir kedinasan untuk terus berkarya dan berbuat terbaik. Selain itu, diharapkan bagi anggota untuk bisa mengunakan ilmu selama bertugas untuk mengabdikan diri dan teladan di lingkungan masyarakat.
"Walaupun sudah purnatugas masih tetap menjadi bagian dari keluarga besar Polri. Bila ada sesuatu jangan sungkan dan tetap menjaga silaturahmi dengan Polda Jatim khususnya Ditreskrimum," imbuh Widi.
"Kami atas nama pimpinan dan keluarga besar Polda Jatim menyampaikan rasa hormat kepada Kompol Tatar atas dedikasi dan pengabdian kepada bangsa dan negara melalui institusi Kepolisian Polda Jatim," sambung Widi Atmoko.
Sementara Kompol Tatar mengucapkan rasa terimakasih yang setinggi-tingginya kepada keluarga besar Polda Jatim. Meski telah purnatugas, Tatar berharap semoga tetap terjalin ikatan persaudaraan
"Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada pimpinan dan rekan-rekan atas nama pribadi maupun keluarga mohon maaf jika selama berdinas, bekerjasama dengan rekan-rekan ada salah dan khilaf, semoga Polri dengan Program Presisinya semakin dicinta masyarakat," ucap dia.
BACA JUGA:Profil dan Jejak Karir Kombes Pol Farman yang Jabat Dirreskrimum Polda Jatim
Sekadar diketahui, sebelum mengakhiri tugas, Kompol Tatar berhasil mengungkap kasus pemerasan yang dilakukan oleh dua organisasi masyarakat terhadap Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Pawai. Modus pemerasan itu, dengan memakai isu penyelewengan dana hibah sekolah.(fdn)