Dipicu Rasa Kecewa Mahasiswa, Pentas Budaya Papua di Kya-kya Kembang Jepun Ricuh

Senin 28-07-2025,17:26 WIB
Reporter : Arif Alfiansyah
Editor : Aris Setyoadji

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Gelaran pentas seni bertajuk "Seni dan Budaya Papua" di kawasan wisata Kya-kya Kembang Jepun, berakhir ricuh pada Minggu 27 Juli 2025 malam.

Acara yang semula bertujuan memperkenalkan budaya Papua kepada masyarakat Surabaya harus terhenti setelah sekelompok orang yang mengaku mahasiswa Papua datang dan membubarkan paksa acara tersebut.

Kericuhan dipicu oleh rasa kecewa kelompok mahasiswa yang merasa tidak pernah dilibatkan oleh penyelenggara, Perkumpulan Alumni Papua Jawa Timur, dalam setiap kegiatan kebudayaan.


Mini Kidi--

Acara yang menghadirkan atlet nasional Serafi Unani sebagai tamu utama ini awalnya berjalan khidmat. Sejumlah tokoh Papua dan perwakilan Pemerintah Kota Surabaya turut hadir. Suasana berubah drastis saat sesi talkshow berlangsung.

Tiba-tiba sekelompok orang datang mengaku mahasiswa Papua dan meminta acara dihentikan. 

Menurut mereka, penyelenggara tidak merepresentasikan suara seluruh masyarakat Papua di Surabaya, terutama kalangan mahasiswa. Sekelompok orang tersebut merasa, orang-orang yang menggelar acara ini tidak pernah ada untuk mereka. 

BACA JUGA:Pemkot Beri Reward Atlet Surabaya Peraih Medali di PON XX Papua

Dialog yang coba dibangun antara penyelenggara dan kelompok mahasiswa tidak membuahkan hasil.

Situasi memanas ketika kelompok tersebut tiba-tiba berlari ke arah penonton dan mengacak-acak kursi yang ada.

Suara kursi yang dilempar membuat para tamu undangan, termasuk anak-anak, histeris dan berlarian mencari perlindungan.

Kapolsek Pabean Cantikan, Kompol Eko Adi Wibowo, yang berada di lokasi untuk mediasi, membenarkan bahwa insiden ini murni disebabkan oleh masalah internal komunikasi.

BACA JUGA:Sepak Terjang Kajari Kota Malang Rudy Hartawan Manurung, Pernah Laporkan YouTubers ke Mapolda Papua Barat

"Persoalan ini dipicu karena adik-adik mahasiswa Papua yang ada di Surabaya kecewa, sebab setiap kegiatan promosi kebudayaan tidak pernah diajak atau dikoordinasikan," jelas Kompol Eko. 

Kompol Eko memastikan ketegangan yang sempat terjadi tidak sampai adanya kontak fisik antara keduabelah pihak. 

Tags :
Kategori :

Terkait