SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Komisi B DPRD Kota Surabaya melakukan peninjauan ke Rumah Potong Unggas (RPU) Jeruk, Lakarsantri, Senin 21 April 2025, untuk mengevaluasi kesiapan fasilitas RPU yang baru saja dilimpahkan Pemkot Surabaya kepada PD Rumah Potong Hewan (RPH).
BACA JUGA:Pembangunan RPU di Tahura Jeruk: Antara Kebutuhan dan Dampak Lingkungan
Ketua Komisi B, Muhammad Faridz Afif, mengapresiasi langkah pemkot, menyebutnya sebagai terobosan strategis dalam mengatasi persoalan pemotongan unggas di Surabaya.
--
"Alhamdulillah, kami mengapresiasi pemkot yang telah menyerahkan fasilitas ini kepada RPH. Ini adalah sebuah terobosan baru untuk menyelesaikan tantangan pemotongan unggas di Surabaya," ujar Afif.
Namun, Afif menyoroti sejumlah kekurangan. Kondisi peralatan dinilai belum optimal, sekitar 40 persen di antaranya perlu diganti dengan bahan stainless steel untuk menjamin higienitas. Akses jalan menuju RPU dan sambungan PDAM juga dinilai belum memadai, kendala yang telah diajukan RPH kepada instansi terkait untuk segera diperbaiki.
BACA JUGA:Surabaya Akan Miliki RPU Modern di Tahun 2025
Komisi B juga menekankan pentingnya regulasi untuk sentralisasi pemotongan unggas di RPU Jeruk Lakarsantri, dengan usulan penerbitan peraturan wali kota (perwali) untuk mengarahkan pedagang unggas di pasar tradisional ke RPU tersebut demi menjaga kebersihan dan kesehatan produk.
"Untuk mendukung sentralisasi, perlu adanya peraturan wali kota (perwali) agar pedagang unggas di pasar dapat diarahkan ke sini untuk proses pemotongan. Ini penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan produk unggas yang beredar di masyarakat," paparnya.
BACA JUGA:RPH Surabaya Terus Berbenah, Optimalkan IPAL
Direktur Utama PD RPH Surabaya, Fajar Isnugroho, menjelaskan bahwa RPU Jeruk Lakarsantri merupakan fasilitas pertama di Surabaya yang dibangun secara representatif dan higienis.
Meskipun bangunan telah selesai dan diserahkan, operasional masih menunggu kelengkapan sarana pendukung seperti air bersih, listrik, dan jalur distribusi. Kapasitas pemotongan saat ini 5.000 ekor per hari, jauh dari target awal 10.000 ekor, karena beberapa alat penting masih dalam tahap pengadaan.
BACA JUGA:RPH Surabaya Pastikan Stok Daging Stabil dan Tetap Aman dari PMK
"Secara fisik bangunan sudah selesai dan kuncinya sudah diserahkan kepada kami. Tapi kami masih perlu memastikan seluruh sarana pendukung seperti air bersih, listrik, dan jalur distribusi berjalan lancar sebelum mulai beroperasi," kata Fajar.
BACA JUGA:RPH Sapi Pegirian Direlokasi ke Tambak Osowilangun, Ditargetkan Setiap Malam Potong 300 Ekor