SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya glaukoma, dr Lydia Nuradianti SpMK dari RS Mata Undaan aktif terlibat di berbagai acara edukasi.
Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh Lydia untuk mengajak masyarakat semakin aware terhadap kondisi matanya. Terlebih, glaukoma menjadi penyebab kebutaan nomor dua di dunia.
BACA JUGA:Dr Lydia Nuradianti SpM (K) Konsultan Glaukoma: Sayangi Mata Anda karena Merupakan Jendela Dunia
Mini Kidi--
“Dalam banyak kasus, glaukoma mungkin asimtomatik, yang artinya tidak memperlihatkan adanya gejala. Setengah dari mereka yang hidup dengan glaukoma tidak menyadari sudah menderita glaukoma,” ujarnya, Kamis, 13 Maret 2025.
Glaukoma, kata Lydia, sering disebut sebagai pencuri penglihatan. Sebab gejalanya seringkali tidak disadari pada tahap awal.
Penderita biasanya baru menyadari adanya gangguan penglihatan ketika penyakit sudah mencapai stadium lanjut.
BACA JUGA:Dr Lydia Nuradianti, Sp.M (K), Jangan Takut, Sunat Lebih Sakit dari Operasi Katarak
Guna mencegah penyakit mata ini naik ke tingkat lanjut, Lydia menganjurkan kepada masyarakat untuk melakukan upaya deteksi dini, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko.
“Glaukoma adalah penyebab kebutaan yang tidak bisa disembuhkan, namun bisa dicegah dengan deteksi dini,” tuturnya.
“Pemeriksaan mata rutin sangat penting untuk mendeteksi glaukoma sejak dini. Pemeriksaan ini meliputi pengukuran tekanan bola mata, pemeriksaan saraf optik, dan pemeriksaan lapang pandang," sambung dokter spesialis mata ini.
BACA JUGA:Pekan Glaukoma Sedunia, RS Mata Undaan Ajak Masyarakat Deteksi Dini dan Waspada
Adapun faktor risiko glaukoma di antaranya meliputi usia di atas 40 tahun, riwayat keluarga dengan glaukoma, menderita diabetes, menderita rabun jauh (miopia), dan menggunakan obat-obatan kortikosteroid dalam jangka panjang.
"Jika memiliki faktor risiko, maka segera lakukan pemeriksaan mata ke dokter spesialis mata," sarannya.
Kendati kerusakan saraf optik akibat glaukoma tidak dapat dipulihkan, tambah Lydia, pengobatan dapat dilakukan untuk memperlambat perkembangan penyakit dan mencegah kebutaan.(bin)