TULUNGAGUNG, MEMORANDUM.CO.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung terus berupaya memutus mata rantai sebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayahnya pada awal tahun 2025 ini.
Sesuai data milik Dinkes Kabupaten Tulungagung, pada minggu pertama tahun 2025 didapati 44 orang warga menjadi korban serangan demam berdarah.
Tercatat 30 pasien mengalami Demam Berdarah Dengue (DBD), kemudian 2 orang mengalami Dengue Shock Syndrom (DSS), sedangkan 12 lainnya mengalami Demam Dengue saja.
BACA JUGA:Kasus DBD Terus Meningkat, Dinkes Tulungagung Bakal Aktifkan PSN Setiap Jumat
Hal ini disampaikan oleh Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Tulungagung, Desiana Lusi Wulandari.
"Korban meninggal tidak ada. Namun sebagian besar pasien adalah anak-anak," terangnya.
Desi menjelaskan, siklus lima tahunan ledakan kasus DBD diprediksi terjadi pada tahun 2024 lalu. Itu mengingat ledakan terakhir terjadi pada tahun 2019. Namun sepanjang tahun 2024 lalu tidak didapati ledakan kasus.
BACA JUGA:Cegah DBD, Pemdes Kedungwaru Fogging Rumah Warga dan Saluran Air
Mengingat hal itu, pihaknya mengantisipasi ledakan kasus lima tahunan terjadi pada tahun 2025 ini.
"Kalau lihat data yang kita miliki, tahun 2023 itu ada 206 kasus di mana 3 meninggal dunia. Kemudian 2024 ada 1.440 kasus di mana 15 meninggal dunia. Tahun ini minggu pertama ada 44 kasus," ujarnya.
Desi menyebut, sejumlah upaya pemutusan mata rantai penyebaran sudah dilakukan oleh dinkes bersama pemerintah desa yang banyak ditemukan kasus DBD.
BACA JUGA:Satu Penderita DBD di Tulungagung Meninggal Dunia
Yakni dengan melakukan fogging di lokasi temuan hingga radius 200 meter sekitarnya. Kemudian dilanjutkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) rutin di lingkungan masyarakat. (fir/fai)