SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Niat Prasetyo Wahyu Ababil (24), menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Hongkong pupus sudah. Bukannya bekerja, pria asal Trenggalek itu malah jadi korban dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
BACA JUGA:Sosialisasi TPPO, Kapolsek Ngasem Ajak Masyarakat Waspada dan Lawan Perdagangan Orang
Selama di Hongkong, korban tinggal di tenda rooftop apartemen dekat kandang kelinci selama dua hari. Selain itu, dia juga tinggal kos di Hongkong selama enam bulan tanpa kejelasan. Padahal ia sudah menyerahkan uang ke seseorang berinisial WN dengan nominal Rp 105 juta.
BACA JUGA:Cegah TPPO, Kantor Imigrasi Batam Gelar Penyuluhan Desa Binaan Imigrasi Triwulan III Tahun 2024
Saat dikonfirmasi, Prasetyo Wahyu Ababil menuturkan, kasus itu bermula pada 2019. Orang tua korban bermaksud mencarikan kerja korban supaya bekerja di luar negeri. Usai mencari informasi, orang tua korban kenal seseorang perempuan inisial WN.
BACA JUGA:Kantor Imigrasi Malang Gelar Sosialisasi Pencegahan TPPO di Kabupaten Malang
WN menawarkan kepada orang tua korban bahwa bisa memperkerjakan anaknya ke luar negeri dengan syarat membayar sejumlah uang. Tergiur janji WN, orang tua korban lalu menyuruh anaknya berangkat ke Jakarta untuk bertemu WN.
BACA JUGA:Imigrasi Tanjung Perak Sosialisasi Pencegahan TPPO di Bojonegoro
WN saat itu akan akan memberangkatkan korban ke Korea atau Australia dengan gaji menjanjikan. Di Korea ia dijanjikan kerja di pabrik. Sementara di Australia kerja di restoran.
BACA JUGA:Imigrasi Tanjung Perak Sosialisasikan Kebijakan Penerbitan Paspor untuk Pencegahan TPPO
"Terus sepakat saya menyerahkan uang cash Rp 85 juta ke ibu WN," kata dia.
BACA JUGA:Desa Binaan Imigrasi, Ini Cara Jitu Imigrasi Bandung Tangkal TPPO dan TPPM
"Sesudah pembayaran dapat kwitansi dan lain-lain disuruh pulang nunggu di rumah," imbuh Wahyu.
BACA JUGA:Cegah TPPO, Imigrasi Malang Gandeng Desa Binaan dan Berikan Sosialisasi Kepada Masyarakat
Wahyu lalu pulang ke rumahnya sambil menunggu panggilan berangkat. Setelah menunggu setahun tidak ada kejelasan. Ia empat beberapa kali menghubungi WN melaui sambungan HP. Pada 2020, ia ke Jakarta dengan dijanjikan akan dialihkan berangkat kerja ke Inggris.