Ia berharap dalam Workshop ini, dapat menjadi masukan untuk memperbarui kurikulum Program Studi Agribisnis sehingga lebih sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
“Harapan utamanya adalah menghasilkan lulusan yang berjiwa entrepreneur serta mampu berkontribusi dalam membangun sektor pertanian yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan,”katanya.
BACA JUGA:KSR PMI Unej Sukses Gelar Seminar Kesehatan Jiwa, Edukasi Mahasiswa Mengelola Stres
BACA JUGA:Unej dan Kauje Siap Gelar Munas VI, Undang 2 Menteri
Dengan adanya workshop ini, Program Studi Agribisnis UNEJ ingin memastikan bahwa mahasiswa tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis, tetapi juga mampu menerapkan konsep agrosociopreneurship dalam praktik nyata. Ini menjadi langkah awal dalam mencetak generasi petani milenial yang siap menghadapi tantangan dan peluang di era modern.
Workshop ini menghadirkan dua pemateri, yakni Moh. Ali, S.S., Direktur Indonesia Berkah Mandiri Sidoarjo dan pionir pesantrenpreneur, serta Moh. Hafidi, A.Md., seorang agrosociopreneur dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Sumenep.
Pada Materi Agrosociopreneurship oleh Moh. Ali, S.S.: Menginspirasi Pesantrenpreneur, dia dikenal sebagai pionir pesantrenpreneur, berbagi pengalaman bisnisnya. Ia memulai usahanya dengan berjualan menggunakan gerobak dan kemudian mengembangkan jaringan bisnisnya hingga memiliki 40 cabang.
“Dunia usaha dan dunia kampus tidak bisa dipisahkan. Pengalaman saya menunjukkan bahwa modal bukanlah hambatan; yang terpenting adalah keberanian untuk mengambil risiko dan beraksi,” ujarnya. Ia juga menyoroti pentingnya berbagi manfaat bagi orang lain dalam dunia bisnis.
BACA JUGA:Mahasiswa KKN Kelompok 269 Unej Ajak Siswa SDN 1 Kebonagung Terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat
Lalu ia menjelaskan, untuk menjadi pengusaha yang sukses, seseorang harus berani, memiliki ide, dan menjalankan ide tersebut dengan tekad. Salah satu strateginya adalah sistem profit-sharing, yang memungkinkan kerjasama usaha berbasis kemitraan.
Menurutnya, peluang usaha di sektor agribisnis sangat luas, termasuk rencana ekspor produk pertanian seperti ikan asap.
“Yang penting, setelah memiliki ide dan keberanian, kita harus melakukan aksi nyata,” tegasnya.
BACA JUGA:Dorong Peningkatan UMKM, Mahasiswa KKN 296 Unej Gelar Bazar dan Lomba Mewarnai
BACA JUGA:FK Unej Ajak Ibu Muda Rambipuji Siapkan Menu Sehat Cegah Stunting
Pemateri kedua, Moh. Hafidi, A.Md., seorang agrosociopreneur, membahas pentingnya regenerasi petani dan peluang dalam sektor pertanian bagi generasi muda. Hafidi menekankan bahwa sektor pertanian memiliki potensi besar dalam menyediakan lapangan kerja baru dan membantu mengatasi kemiskinan.
“Generasi muda harus melihat pertanian sebagai sektor yang prospektif dan memiliki peluang besar untuk berkembang,” ujarnya.