Menurutnya, tantangan regenerasi petani terletak pada rendahnya minat generasi muda untuk terjun ke sektor ini. Namun, dengan pendekatan agrosociopreneurship, generasi muda bisa menjadi agen perubahan yang mampu mendorong pertumbuhan sektor pertanian.
Ia menyebutkan bahwa petani muda harus berani mengambil risiko, berinovasi, dan memiliki strategi bisnis yang jelas.
“Saat ini, generasi muda memiliki pemikiran terbuka dan energi lebih untuk membawa perubahan,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya konsep bisnis yang terus berinovasi dan mengedepankan pembelajaran yang berkelanjutan. Ia mengakui bahwa kendala dalam mengakses teknologi masih menjadi tantangan bagi banyak masyarakat pedesaan.
Namun, ia optimis bahwa dengan pengembangan jiwa entrepreneur, generasi muda dapat menjadikan sektor pertanian sebagai lahan bisnis yang menjanjikan.(edy)