BOJONEGORO, MEMORANDUM.CO.ID - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) menggelar acara final Lomba Bertutur Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) tingkat Kabupaten. Acara yang digelar Rabu 16 Oktober 2024 di Pendopo Malowopati berlangsung cukup meriah dan penuh keceriaan.
Dalam kesempatan tersebut, Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto berterima kasih kepada Dispusip yang konsisten mengadakan Lomba Bertutur. Bagi yang belum berkesempatan menang, Pj Bupati berpesan agar terus semangat dan tetap suka membaca.
“Mudah-mudahan kegiatan seperti ini membiasakan anak membaca dan bertutur. Ini akan menjaga tidak hanya pengetahuan, tapi juga menjaga sejarah budaya khususnya budaya Bojonegoro. Karena budaya harus ada yang bisa menjaga. Selamat kepada para pemenang,” ucapnya.
BACA JUGA:Pemkab Bojonegoro Gelar Puncak BBGRM XXI dan HKG Ke-52 PKK
Lebih lanjut Pj Bupati menjelaskan, bahwa perpustakaan adalah lumbung ilmu. Dinas Perpusip juga memiliki komitmen untuk membuat perpustakan yang lengkap dan besar, serta tentunya berkualitas nasional. Pihaknya berharap, komitmen ini dapat terlaksana. Karena membaca adalah jendela pengetahuan, sehingga melalui kegiatan ini agar generasi penerus tetap menjaga dan membangun budaya membaca.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bojonegoro Erick Firdaus mengatakan bahwa sesuai perkembangan zaman, perpustakaan merupakan pusat informasi yang memiliki peran strategis bagi masyarakat.
Lomba bertutur yang kini dilakukan, lanjut Erick, adalah kegiatan untuk meningkatkan keterampilan menyajikan budaya lokal dan mempopulerkan buku cerita lokal yang memiliki nilai luhur dan baik. Pembudayaan kegemaran membaca dibudayakan melalui 3 jalur, yakni keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat.
BACA JUGA:Pemkab Bojonegoro Mengikuti Misi Dagang Pemprov Jawa Timur di Sumatera Utara
“Ini bertujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat melalui gemar budaya membaca dan menanamkan cinta budaya, bermental kreatif dan siap berkompetisi. Kegiatan ini diikuti oleh 58 siswa dari 42 sekolah,” jelasnya.
Salah satu perwakilan dewan juri, Kak Budi dari Kampung Dongeng mengatakan peserta kali ini luar biasa dengan persaingan ketat. Selama latihan berhari-hari dan penampilan hari ini juga luar biasa. Namun ada beberapa catatan darinya, seperti, ada cerita yang tidak berdialog, sehingga memerlukan kreatifitas guru agar ada dialog, tidak hanya narasi.
“Selain itu, ekspresi. Bercerita tidak hanya berekspresi tapi juga pelan dan menghayati cerita, serta mendalami rasa,” tutupnya. (top)