Tulungagung, Memorandum.co.id - Puluhan personel Polri dan TNI bersama anggota Satgas Covid-19 Tulungagung menggelar paparan Tactical Floor Game (TFG) Sispam Kota di tengah terik matahari, Kamis (9/4/2020), di halaman mapolres.
Paparan yang disampaikan kepada Satgas Covid-19 ini merupakan gambaran kesiapan Polres Tulungagung dalam memastikan keamanan dan kondusifitas Kota Marmer selama pandemi corona terjadi.
Kapolres Tulungagung, AKBP Eva Guna Pandia yang memimpin pelaksanaan paparan TFG Sispam Kota mengatakan, sejumlah perbatasan menjadi lokasi penyekatan, guna memastikan warga dari luar kota atau TKI yang pulang kampung dalam keadaan sehat.
“Penyekatan di perbatasan sudah kita lakukan sejak beberapa hari yang lalu, di perbatasan Kediri, Trenggalek dan Blitar,” terang Pandia.
Sedangkan di dalam kota sendiri, lanjut Pandia, pihaknya menyiagakan ratusan anggota untuk memastikan keamanan di lokasi strategis publik. Mulai dari pemkab, pendopo, kemudian sejumlah toko grosir skala besar, dan lokasi lainnya yang sudah dipetakan.
Pasukan-pasukan tersebut disiagakan guna menimalkan potensi terjadinya kerawanan karena perubahan situasi di lapangan.
“Sudah kita petakan. Kita juga fokus ke lokasi-lokasi strategis yang berhubungan dengan masyarakat luas. Seperti lokasi sembako, kantor pemerintahan dan lain- lain,” tuturnya.
Pandia menjelaskan, tercatat lebih dari 600 pasukan gabungan diterjunkan dalam situasi seperti ini. Di antaranya anggota Polri, TNI dan Satpol PP. Bahkan jika diperlukan, tambahan personil dari Brimob juga disiagakan guna memastikan keamanan wilayah Tulungagung.
“Kita siagakan 600an personil gabungan yang sudah kita siapkan. Ada yang kita tempatkan di lokasi strategis, ada juga yang oncall,” ungkap Pandia.
Sementara Ketua Satgas Covid-19 Tulungagung, Sukaji mengatakan TFG ini menjadi salah satu gambaran kesiapan tim menghadapi imbas lain dari penyebaran corona di wilayahnya.
Saat disinggung mengenai kemungkinan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Tulungagung, Sukaji berharap PSBB tidak diberlakukan, dan sampai saat ini pihaknya tidak mengusulkan untuk itu, karena menimbang banyak hal.
“PSBB itu kan bahasa halusnya lockdown. Kita belum berfikir ke arah sana,” pungkas Sukaji. (fir/mad/gus)