MALANG, MEMORANDUM.CO.ID - Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, dan relawan lainnya terus melakukan pencarian korban di Tanjung Sirap pada hari ketiga. Proses pencarian terhambat oleh gelombang setinggi 5 meter, yang menyulitkan upaya penyisiran di area kejadian.
Kasatpol Airud Polres Malang, AKP Slamet Subagyo, menyebutkan bahwa kecepatan angin di lokasi pencarian mencapai 10 knot, membuat arus laut tidak stabil.
"Pada hari kedua, kami sempat menemukan topi korban yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Keluarga korban memastikan bahwa topi tersebut memang milik korban yang selalu dipakainya saat memancing," ujar Subagyo, Senin 19 Agustus 2024.
Pada hari ketiga, tim gabungan memperluas area pencarian dengan melibatkan 5 Satuan Regu (SRU). Meski demikian, hingga sore hari, pencarian masih belum membuahkan hasil. Penyisiran dilakukan mulai dari Barat Kondang Merak hingga Timur lokasi kejadian, termasuk Pantai Baruna hingga Banyu Meneng, serta Pantai Bantol hingga Seling Ombo di daerah Donomulyo, namun tidak ada temuan baru.
"Total ada 5 SRU yang melakukan penyisiran hari ini, namun hasilnya masih nihil, terkendala oleh ombak tinggi dan angin kencang," tambah Subagyo.
Meski cuaca cerah, kondisi ombak yang mencapai 5 meter dan kecepatan angin yang tinggi mempengaruhi stabilitas arus laut, sehingga arus bawah sering berubah-ubah, sementara arus di permukaan lebih dominan ke arah barat menuju pantai. Arus di tengah laut cenderung mengarah ke timur.
"Penutupan pencarian hari ini belum menghasilkan temuan baru, dan akan dilanjutkan besok," imbuh Subagyo. Ia berharap cuaca akan lebih bersahabat pada hari berikutnya, sehingga korban bisa segera ditemukan. Pencarian akan dilakukan sesuai SOP Basarnas hingga tujuh hari ke depan sejak kejadian.
"Jika hingga penutupan waktu pencarian tidak ditemukan, kami akan mengadakan evaluasi untuk mempertimbangkan perpanjangan waktu pencarian," tutup Subagyo. (kid)