JOMBANG, MEMORANDUM - Kemarau panjang kali ini membawa berkah bagi para petani tembakau di Kabupaten Jombang. Cuaca panas yang terus menerus menjadikan kualitas tanaman tembakau lebih baik, sehingga hasil panen dan harga juga meningkat.
Para petani menyambutnya dengan suka cita karena hasil panen tembakau kali ini meningkat secara kualitas.
Harga yang cukup tinggi menjadi harapan para petani di sentra tanam tembakau di wilayah Utara Brantas khusus Kecamatan Kabuh, Ngusikan, Kudu, Ploso dan Plandaan
Seperti yang dirasakan para petani di Desa MunungKerep Kecamatan Kabuh. Para petani di desa ini adalah satu di antara puluhan desa di wilayah Utara Brantas yang menikmati harga daun emas (tembakau) pada kemarau 2024 ini. Awal bulan Agustus adalah awal musim panen tembakau dengan hasil produksi yang mengalami kenaikan cukup signifikan harganya cukup bagus dibandingkan pada tahun 2023 lalu.
BACA JUGA:Tembakau Madura, Daun Emas Menuju Pilar Ekonomi Lokal Warga Madura
Patemin salah satu petani dari Desa Munungkerep menuturkan jika pada tahun ini hasilnya cukup bagus dibandingkan tahun 2023 lalu pasalnya tahun lalu cuacanya terlalu panas, sehingga perkembangan daun cepat menguning, pada tahun ini cuacana tidak terlalu panas sehingga menguntungkan bagi petani, ini dikarenakan tahun ini kemarau yang cukup panjang dan tidak terlalu panas jadi ini yang menjadikan pertumbuhan daun sangat bagus dan bisa bertahan lama sesuai yang diharapkan petani
"Alhamdulillah mas petani tembakau bisa tersenyum karena baik harga dan kualitas tembakau sangat bagus sehingga bisa menambah pendapatan petani", ujar Patemin, Jum'at 9 Agustus 2024.
Patemin menambahkan, harga tahun ini lumayan bagus, dia merinci daun basah paling bawah perkilo harga di petani Rp 3000 yang tengah Rp 5000 kalau sudah tua atau paling pucuk semuanya bisa mencapai Rp 7000. sedangkan daun yang sudah dirajang dalam keadaan kering harganya perkilo Rp 30.000 sedangkan bagian tengah Rp 35.000 dan paling atas kita belum tahu karena saat ini daun yang dipetik bagian bawah dan tengah, terangnya.
Ditanya kendala air dan serangan ulat, Patemin mengatakan pada musim kemarau masalah air tidak ada kendala berarti karena di Desa Munungkerep mendapat bantuan Sumur dalam dari dinas pertanian, petani sangat terbantu dengan adanya sumur dalam sehingga masyarakat tidak sulit untuk mendapatkan air untuk menyiram, selain itu kata Patemin melanjutkan terkait dengan adanya serangan ulat
BACA JUGA:5 Daerah Penghasil Tembakau Terbesar di Indonesia, Jawa Timur Nomor 1
Para petani harus melakukan perawatan khusus, agar serangan hama ulat tidak meluas, menyebar ke tanaman tembakau yang akan dipanen, imbuhnya.
Selain itu kata Patemin, antisipasi itu dilakukan menjelang panen raya tahun ini, harus melakukan perawatan agar terhindar dari serangan hama ulat dan itu mudah diatasi.
Ia menegaskan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, serangan hama tahun ini tidak seberapa.
"Hama tahun ini kecil ya hanya ulat saja sudah wajar kalau di tembakau pasti ada ulatnya," pungkasnya. (war)