JOMBANG, MEMORANDUM - Sesuai jadwal, tanggal 27 Agustus 2024 bakal calon bupati sudah harus mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jombang. Sampai saat ini, ada sejumlah nama yang telah mengantongi rekomendasi dari parpol untuk dapat maju mengikuti kontestasi yang digelar 27 November mendatang.
BACA JUGA:Luar Biasa! Indonesia Raya Berkumandang di Olimpiade Paris dari Cabor yang Tidak Diunggulkan
Sejauh ini, nama-nama yang sudah menyatakan siap maju di antaranya pasangan petahana, Mundjidah Wahab-Sumrambah dengan 'restu' dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) . Kemudian Warsubi, Kepala Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, yang memperoleh rekom dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Menjelang detik-detik akhir masa pendaftaran tadi, ada satu nama yang masuk bursa pencalonan. Nama tadi yakni mantan penjabat (Pj) Bupati Jombang Sugiat. Diketahui, setelah memiliki pengalaman memimpin Kota Santri selama kurang lebih 10 bulan, mantan Kabinda Sulawesi Barat tersebut tetap optimistis untuk bisa maju.
BACA JUGA:Demokrat Bakal Koalisi dengan PDI-P Usung Ahmad Dawami
"Sampai saat ini saya masih mengatakan untuk siap maju mengikuti Pemilukada Jombang yang digelar 27 November mendatang," papar Sugiat mengawali wawancara, Kamis 8 Agustus 2024.
Tidak berubah, tegasnya, niatan untuk menjadikan tanah kelahirannya menjadi lebih baik lagi adalah faktor yang mendorongnya maju.
BACA JUGA:Kolaborasi Kemenkumham Jember, Donor Darah Selamatkan Nyawa
"Saya ini kan kelahiran Jombang, tepatnya di Dusun Kalongan, Desa Japanan, Kecamatan Gudo. Jadi siapa yang tidak ingin menjadikan tanah kelahirannya lebih baik lagi, agar bisa menjawab tantangan di masa depan yang semakin kompleks," tegasnya.
BACA JUGA:Maresca Sebut Enzo Fernandez Layak Jadi Kapten Chelsea
Ditanya lebih jauh perihal sudah ada dua nama yang mengantongi rekom sebagai modal maju Pilkada, Sugiat optimistis bakal mengantongi restu dari Partai Gerindra. Bahkan untuk mendapatkan mandat tadi, ia per 2 Agustus sudah memperoleh kartu tanda anggota (KTA) partai milik Presiden terpilih Prabowo tersebut.
"Secara fisik, tanggal 2 Agustus kemarin saya menjadi anggota Partai Gerindra. Hal itu dibuktikan dengan fisik KTA yang saya terima," ujarnya.
Namun sadar dengan kondisi serta posisi bahwa perolehan Gerindra hasil Pemilu legislatif di angka 8 kursi, Sugiat menyatakan siap berkoalisi dengan siapapun.
BACA JUGA:Hasto Sampaikan Pesan Megawati, Caleg DPRD Terpilih Harus Perjuangkan Nasib Wong Cilik
"Kami sadar jika perolehan kursi hanya 8, jadi harus berkoalisi untuk bisa maju. Di sini saya tegaskan siap berpasangan dengan siapapun, asalkan satu syaratnya, bukan mereka yang tidak bisa menjaga komitmen," ungkap suami Yayuk Dwi Irawanti itu.
Jika ditilik dari segi usia yang masih 57 tahun, secara otomatis Sugiat seharusnya masih memiliki masa pengabdian di Badan Intelijen Negara (BIN) selama tiga tahun lagi. Tapi dengan beragam pertimbangan, ia memilih mengajukan pensiun.
"Sesuai usia, saya masih memiliki 3 tahun pengabdian di BIN. Namun kembali lagi panggilan untuk membenahi Jombang, saya harus mundur agar bisa maju," lanjut Sugiat.
Selain rindu kampung halaman yang ditinggalkan sejak 36 tahun silam, ayah Ahmad Syukron Baihaqi Hidayatullah hanya berkeinginan untuk mengabdi. Utamanya, setelah memiliki pengalaman memimpin Kota Santri hampir 10 bukan kemarin.
"Sejak pendidikan serta bekerja, saya ditekankan bahwa menjalankan tugas harus berhasil karena hal itu adalah kehormatan. Maka kembali lagi saya pastikan jika 10 bulan tidak cukup untuk membenahi Jombang," sambungnya.
Bukannya tidak baik, lontarnya, Jombang sudah baik namun seharusnya masih bisa lebih baik lagi.
BACA JUGA:Desk Monev RKT RB Tahun 2024, Kemenkumham Maluku Tunjukkan Implementasi Nyata Pelaksanaan RB
"Saya tetap mengatakan jika Jombang sudah baik. Tapi seharusnya masih bisa lebih baik lagi, untuk menjawab tantangan ke depan yang semakin global," tutur pria yang sempat Direktur Perencanaan Pengendalian Kegiatan dan Operasi pada Deputi Bidang Intelijen Dalam Negeri itu.
Dengan mempertaruhkan jabatan serta posisi sebagai aparatur sipil negara (ASN) yang seharusnya masih 3 tahun pengabdian, Sugiat mengaku awalnya sempat bingung manakala ada tawaran bertugas di Jombang. Bahkan ketika SK turun serta telah menjalankan tugas di kampung halaman, serangkaian pertanyaan masih terus menghantui.
BACA JUGA:Sambut HUT Ke-76, Polwan Kota Malang Edukasi Bullying ke Siswa SD
"Kenapa harus saya, sedangkan masih banyak orang hebat asal Jombang di luar sana. Setelah serangkaian perenungan serta turun ke masyarakat, barulah saya mengetahui jawabannya," akunya.
BACA JUGA:BNN Tulungagung Ungkap Peredaran Ratusan Gram Sabu dan Puluhan Ribu Pil LL
Terakhir, seiring setiap pilihan dalam hidup yang pasti memiliki risiko. Sugiat menegaskan jika hal tersebut merupakan hukum alam yang tidak terbantahkan. "Seiring pilihan sarat risiko yang saya ambil, itu merupakan bagian dari hidup. Jadi siapapun yang mau hidup, dipastikan harus siap dengan risiko yang muncul," pungkasnya. (*)